Huawei berencana menjual Honor dengan harga 100 miliar Yuan kepada konsorsium yang dipimpin oleh distributor ponsel Digital China dan pemerintah kota Shenzhen yang menjadi lokasi markasnya, kata seorang sumber yang familiar dengan isu ini. Sebelumnya Huawei dikabarkan akan menjual Honor kepada Xiaomi.
Rencana Huawei menjual bisnis ponsel terjangkaunya didorong oleh pembatasan yang ditetapkan pemerintah Amerika Serikat yang membuat Huawei kesulitan mendapat pasokan komponen. Mereka pun akan fokus pada ponsel high-end dan bisnis korporat, seperti dikutip detikINET dari Reuters, Rabu (11/11/2020).
Baca juga: Xiaomi Mau Caplok Ponsel Honor dari Huawei? |
Seorang sumber mengatakan Huawei juga tidak melihat tanda-tanda akan ada perubahan pandangan pemerintah AS yang menganggap Huawei sebagai risiko keamanan meski akan ada presiden baru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penjualan bisnis Honor akan mencakup semua aset, termasuk merek, divisi riset dan pengembangan dan manajemen supply chain. Huawei dikabarkan akan mengumumkan penjualan ini paling cepat pada Minggu esok.
Digital China yang dulunya distributor utama Honor akan menjadi salah satu dari dua pemegang saham teratas Honor Terminal dengan memegang 15% saham. Honor Terminal sendiri dibentuk pada April lalu dan sepenuhnya dimiliki oleh Huawei.
Digital China berencana untuk membiayai pembelian bisnis Honor dari Huawei dengan pinjaman dari bank. Mereka juga akan ditemani oleh tiga bank investasi yang disokong oleh pemerintah kota Shenzhen, dan masing-masing akan memiliki saham 10% hingga 15%.
Setelah penjualan ini, Honor berencana untuk menjaga tim manajemen dan pegawainya yang berjumlah 7.000 orang serta akan go public dalam waktu tiga tahun.
"Ini terlihat sangat drastis terutama karena merek Honor sangat melengkapi portofolio smartphoen Huawei. Sinergi yang menarik dengan calon pembeli bisa jadi bisnis IoT Honor, yang bisa melihat potensi kenaikan," kata Vice President of Mobility Canalys Nicole Peng.
Huawei pertama kali membentuk Honor pada tahun 2013, tapi bisnisnya beroperasi secara terpisah. Divestasi ini berarti Honor tidak lagi menjadi subjek sanksi yang diterapkan pemerintah AS.
Ponsel Honor berkontribusi 26% dari total 51,7 juta unit ponsel yang dikapalkan Huawei pada Juli-September tahun ini, berdasarkan perkiraan Canalys. Selain ponsel, Honor juga memproduksi laptop, tablet, TV pintar dan aksesoris pintar lainnya.
Di China, Honor menjual ponselnya secara online dan lewat peritel pihak ketiga, di mana mereka bersaing dengan Xiaomi, Oppo, dan Vivo di pasar ponsel terjangkau. Bisnis ponsel mereka juga menjangkau Asia Tenggara dan Eropa.
(vmp/rns)