Sanksi dari Amerika Serikat diakui eksekutif Huawei lumayan bikin pusing. Pasokan chip mereka dibatasi dan juga tidak boleh memakai versi penuh Android termasuk aplikasi Google. Tapi Huawei mengaku akan terus berjuang dan menemukan solusi terbaik.
Dikutip detikINET dari Reuters, Huawei yang berstatus vendor ponsel terbesar kedua dunia itu dan juga raksasa infrastruktur telekomunikasi, mengaku masih mencari solusi untuk membantu jutaan usernya setelah Google tidak lagi menyediakan dukungan teknis bagi ponsel Android mereka.
"Sejak sanksi AS berlaku tahun silam, manufaktur semikonduktor AS tidak bisa lagi mensuplai kami sehingga mitra dari sana tidak lagi bekerja dengan kami. Sejak Agustus, hal itu menjadi semakin sulit," kata Abraham Liu, Vice President for Europe Huawei.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyebut pemerintah AS meminta para produsen chip untuk memutuskan hubungan dengan Huawei terkait tudingan perusahaan ini jadi alat mata-mata pemerintah China, tuduhan yang terus dibantah oleh Huawei.
"Apapun itu, kami percaya bisa terus melayani pelanggan kami di Eropa di sektor 5G karena sudah banyak persiapan dan investasi di depan dengan teknologi yang paling maju," katanya, dikutip detikINET dari Reuters.
"Untuk pengguna privat, pemakai ponsel, kami melihat kesulitan besar. Ada 90 juta pengguna Huawei di Eropa. Google tidak lagi boleh bekerja dengan Huawei sehingga tidak lagi memberi update pada smartphone Huawei dengan OS Android. Kami masih mencari solusi," imbuh Abraham.
Untuk melepas ketergantungan pada Android, Huawei telah membuat sistem operasi sendiri yang dinamakan Harmony OS atau Hongmeng. OS itu dirancang dapat bekerja di beberapa jenis gadget dan smartphone pertamanya kemungkinan akan diperkenalkan pada akhir tahun ini.
Walau terus ditekan pemerintah AS, posisi Huawei masih kuat. Smartphone mereka sejauh ini masih terus diminati di berbagai negara dan berkibar pula di pasar domestik.
(fyk/jsn)