Bagaimana Seharusnya Marketplace Sasar Konsumen di Luar Pulau Jawa?
Hide Ads

Bagaimana Seharusnya Marketplace Sasar Konsumen di Luar Pulau Jawa?

Nurcholis Maarif - detikInet
Selasa, 06 Okt 2020 13:30 WIB
Tokopedia
Foto: Tokopedia
Jakarta -

Pada tahun 2020 ini, industri digital seperti e-commerce dan marketplace ditantang buat menyasar masyarakat yang lebih banyak di luar Pulau Jawa. Ini dilakukan untuk menggerakkan ekonomi digital Indonesia di berbagai daerah

Selain itu, peluang ini akan membuka peluang bisnis baru, dan menghasilkan dampak beruntun atau trickle effect bagi industri pendukung, seperti logistik, infrastruktur IT, dan operator e-commerce.

Sebagai salah satu pemain di industri marketplace di Indonesia, Tokopedia menghadirkan Tokopedia Center hingga hingga TokoCabang buat menjawab potensi tersebut. Kini Tokopedia sudah menjangkau 98% kecamatan di Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

VP of Corporate Communications Tokopedia, Nuraini Razak mengatakan pihaknya juga melihat transaksi dari luar Pulau Jawa menunjukkan tren yang positif. Di sisi lain, platform digital seperti Tokopedia ikut mendorong transaksi lintas pulau di Indonesia.

Ia mengutip hasil riset LPEM FEB UI 2019 yang menyebutkan transaksi di Tokopedia terjadi lintas wilayah Indonesia. Hampir 90% transaksi yang terjadi di kawasan Indonesia Timur, berasal dari Barat (56%) dan Tengah (33%). Sedangkan transaksi yang terjadi di Indonesia Tengah, berasal dari Barat (54%) dan Timur (11%).

ADVERTISEMENT

"Sebagai perusahaan teknologi Indonesia yang berkomitmen hanya untuk Indonesia, kami tentunya terus berupaya mendorong sebanyak-banyak masyarakat di seluruh Indonesia untuk menciptakan peluang dan mendapatkan lebih lewat daring sekaligus ikut berkontribusi dalam menggerakkan perekonomian Indonesia," ujar dia dalam keterangan tertulis, Selasa (5/10/2020).

Nuraini mengatakan salah satunya melalui Tokopedia Center, pusat literasi digital untuk membantu penduduk setempat yang tidak memiliki akses ke marketplace. Mulai dari membuat email sendiri hingga ke level yang lebih tinggi seperti memulai bisnis.

"Proses ini membantu mereka memahami infrastruktur yang mendasari marketplace dan memudahkan mereka untuk nyaman memulai dengan Tokopedia bekerja sama dengan BUMDes setempat," ujarnya.

Selain itu, kata Nuraini, lewat fasilitas gudang pintar TokoCabang yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia, penjual di daerah bisa 'melebarkan sayap' jualannya sampai ke pelosok, ke wilayah dengan banyak calon pembeli, namun tak bisa mereka jangkau sebelumnya hanya dengan menitipkan produknya di TokoCabang.

"Lewat kemudahan ini, penjual bisa meningkatkan pendapatannya dengan melayani permintaan di berbagai daerah, sementara pembeli bisa mendapatkan pesanannya lebih cepat dan tanpa biaya pengiriman yang besar," ujarnya.

Lebih lanjut Nuraini menjelaskan saat ini ada lebih dari 9,2 juta penjual di Tokopedia, yang 86,5 persennya adalah pedagang baru. Dari angka penjual tersebut, hampir 100 persen UMKM, dan bahkan 94 persen termasuk dalam kategori ultra mikro (penjualan dengan omzet di bawah Rp 100 juta per tahun).

"Mereka menjual lebih dari 350 juta produk di Tokopedia kepada hampir 100 juta pengguna aktif Tokopedia setiap bulannya di 98 persen kecamatan di Indonesia," ujarnya.

"Para penjual yang tergabung bersama Tokopedia pun kini telah tersebar di berbagai pulau di Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Mulai dari Kabupaten Singkil, Aceh, Kabupaten Boven Digoel, hingga ke wilayah pelosok seperti Kabupaten Asmat di Papua," imbuhnya.

Nuraini mencontohkan salah satu mitra penjual Tokopedia si Manis, penjual kopi Argopuro asal Probolinggo yang kini fokus mengembangkan toko online-nya sejak pandemi melanda. Lewat usahanya, Manis bercita-cita bisa menyejahterakan para petani kopi di desanya.

"Karena lokasinya di lereng Gunung Argopuro, Manis rela berjalan kaki berkilo-kilo meter demi menjangkau kurir terdekat. Ia pun pernah memanggul paket kopi 10 kilogram dan menempuh jarak 7 kilometer untuk mengantarkan pesanan ke kurir," ujar dia.

Lebih lanjut Nuraini mengatakan bahwa merujuk pada hasil riset LPEM FEB UI 2019, Tokopedia terbukti telah memberikan pengaruh besar untuk perekonomian Indonesia, terutama melalui kolaborasi yang selama ini terjadi antara para penjual, pembeli dan para mitra bisnis Tokopedia.

"Selama tahun 2018, Tokopedia telah berkontribusi sebesar Rp 73 triliun terhadap perekonomian Indonesia. Dan di tahun 2019 lalu, Tokopedia telah berkontribusi lebih dari 1% terhadap perekonomian Indonesia," pungkasnya.

(ega/fay)