Proyek pesawat R80 mendapat nafas baru untuk kelanjutannya. Lapan akan bergabung menggarap warisan almarhum BJ Habibie ini.
Humas PT Regio Aviasi Industri (RAI) Justin Gogo mengatakan PT RAI dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) secara resmi menandatangani kesepakatan kerjasama sejak 7 September 2020. Dalam momen itu hadir Kepala LAPAN, Thomas Djamaluddin dan Direktur Utama PT RAI, Agung Nugroho dan Komisaris Utama PT RAI, Ilham Akbar Habibie.
"Kerjasama dengan Lapan akan dimulai dengan keterlibatan Lapan dalam proses pengembangan rancang bangun pesawat terbang R80, sesuai dengan kemampuan yang ada di Lapan sebagai pusat riset dirgantara nasional," kata Justin dalam pernyataannya, Selasa (22/9/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lapan akan membantu pada dukungan komputasi dinamika fluida, simulasi stabilitas & pengendalian pesawat terbang, perhitungan prestasi terbang dan pada saatnya, pengujian pesawat terbang yang terkait dengan sertifikasi pesawat, seperti bird impact test dll. Namun Justin menambahkan nantinya tidak terbatas pada itu saja.
![]() |
PT RAI berharap kerja sama ini bisa menjawab keraguan masyarakat Indonesia mengenai masa depan Industri dirgantara setelah dihapusnya R80 sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) dan dimuseumkannya pesawat N250. Setelah keluar dari PSN, PT RAI saat ini sedang berupaya mendapatkan dukungan dari pemerintah dalam bentuk dimasukkannya program pesawat R80 dalam daftar Prioritas Riset dan Inovasi Nasional di bawah Kemenristek/BRIN. Kerja sama dengan Lapan adalah hasilnya.
"Bagaimanapun juga, dukungan Pemerintah merupakan bagian penting dari rencana pengembangan pesawat nasional R80," kata dia.
PT RAI menyampaikan apresiasi kepada Kemenristek BRIN dan Lapan atas dukungan ini. Mereka juga aktif menyusun Roadmap Industri Dirgantara yang dikoordinir Kemenristek BRIN/Lapan.
"Kami yakin bahwa kerjasama Industri dan pemerintah dalam riset dan pengembangan merupakan suatu keharusan untuk saling mengisi dalam suatu ekosistem industri dirgantara," pungkasnya.
Karena COVID-19, full scale development mundur ke akhir 2021. Produksi prototipe tahun 2023, rencana terbang perdana 2025, sertifikasi direncanakan 2028.
(fay/fyk)