Nvidia resmi mengakuisisi ARM senilai USD 40 miliar atau hampir Rp 600 triliun. Sebenarnya, ARM itu apa dan bagaimana model bisnisnya sih?
Sebelum menerka dampak akuisisi tersebut ke industri, kita harus mengetahui dulu bagaimana ARM beroperasi dan bagaimana model bisnis mereka. Pasalnya, tak banyak yang mengetahui apa itu ARM, padahal, mereka ada di banyak perangkat elektronik yang saat ini beredar di pasaran, ponsel adalah salah satunya.
ARM, sebelumnya bernama Advanced RISC Machine -- berasal dari Acorn RISC Machine, adalah perusahaan yang mengembangkan dan membuat arsitektur untuk otaknya komputer, alias prosesor, system on a chip (SoC), dan sejenisnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Model bisnis mereka adalah menjual arsitektur tersebut ke perusahaan lain. ARM menawarkan beberapa jenis lisensi yang berbeda, yaitu POP, prosesor, dan arsitektur. Berikut ini penjelasannya.
Baca juga: Dua Kekuatan Bersatu, NVIDIA Caplok ARM |
Lisensi prosesor adalah lisensi untuk menggunakan prosesor, GPU, atau system on a chip (SoC) yang didesain oleh ARM. Pengguna lisensi tersebut tak bisa mengubah desain 'otak' itu, namun bisa mengimplementasikannya sesuka mereka.
Contohnya adalah Samsung Exynos, yang memakai prosesor ARM Cortex, di mana ARM memberikan instruksi untuk mengimplementasikan desain ini ke silikon sampai akhirnya berbentuk prosesor atau chip.
Lalu processor optimization pack (POP) adalah lisensi prosesor tahap selanjutnya, yang ditujukan untuk perusahaan yang tak bisa melakukan implementasi prosesor tersebut secara fisik. Jadi ARM menjual desain prosesor yang sudah dioptimasi, dan pembelinya tinggal membawa desain tersebut ke pabrik untuk diproduksi menjadi sebuah chip.
Lalu jenis lisensi terakhir adalah arsitektur. Di skema ini, ARM hanya akan menjual lisensi penggunaan arsitektur mereka, seperti ARMv7, ARMv8, dan pembeli lisensi tersebut bebas menggunakan arsitektur tersebut untuk membuat chip sesuka mereka.
Baca juga: Chip 5G Murah Qualcomm Dibuat oleh Samsung? |
Skema inilah yang dipakai oleh Qualcomm untuk memproduksi lini system on a chip Snapdragon berbagai seri, dan juga dipakai Apple di berbagai chip buatannya, termasuk SoC seri A untuk iPad dan iPhone, serta Apple Silicon yang bakal menjadi otak untuk jajaran perangkat Mac yang akan datang.
Jadi dengan bermacam skema lisensi yang ditawarkan ARM ini, mereka ini bisa dibilang adalah perusahaan di balik otak yang dipakai di berbagai perangkat elektronik yang ada di dunia.
Sementara Nvidia juga bukan perusahaan kemarin sore. Meski di kelas end user mereka hanya dikenal sebagai pembuat chip grafis atau GPU, Nvidia sebenarnya jauh lebih besar dari itu.
Spesialisasi Nvidia, selain membuat GPU, adalah menciptakan kecerdasan buatan atau AI. Mereka pun punya sejumlah produk yang berbasis ARM, termasuk chip Tegra yang dipakai di Nintendo Switch, Nvidia Shield, dan lain sebagainya.
(asj/fay)