Dikutip detikINET dari CNBC, itu karena Apple punya hubungan baik dengan Beijing. Selain itu melalui mitra manufaktur seperti Foxconn, Apple membuka ratusan ribu lapangan pekerjaan. Jika Apple dilumpuhkan, akibatnya bagi ekonomi China pun bisa runyam.
Seperti diberitakan sebelumnya, media pemerintah China, Global Times, bahkan memberitakan terang-terangan bahwa sasaran China adalah Apple. Disebutkan bahwa perusahaan AS seperti Apple akan diinvestigasi dan akan mendapat pembatasan tertentu.
Dikatakan bahwa Apple dan juga perusahaan teknologi lain semacam Qualcomm dan Cisco sangat bergantung pada pasar China. Perusahaan-perusahaan AS itu akan terus diperiksa. Akan tetapi bisa jadi hal itu hanya gertakan.
Pasalnya jika terjadi apa-apa, Apple bisa saja merelokasi pabrik ke negara seperti Vietnam atau India. Tahun silam, Apple sudah uji coba produksi Airpods di Vietnam. Mereka juga pernah menyarankan para pemasok komponen memindahkan 15 sampai 30% produksi dari China ke Asia Tenggara.
"China sudah merasakan ancaman di mana perusahaan semacam Apple ingin mendiversifikasi basis manufakturnya," kata Neil Shah, Direktur Riset Counterpoint Research.
Baca juga: Pabrik iPhone di China Dibuka Kembali |
"Jadi akan runyam jika China menyasar Apple dan juga secara tidak langsung Foxconn, karena malah akan mempercepat perpindahan manufaktur keluar China," tambahnya.
"Apple punya kontribusi besar sekali secara langsung ataupun tidak langsung kepada ekonomi China. Jadi Beijing akan berpikir dua kali sebelum mengincar Apple," pungkas Shah.
(fyk/fay)