Bank Permata Raup Rp 3 M dari e-Banking
Selasa, 22 Nov 2005 12:20 WIB

Jakarta - Setiap bulan, Bank Permata meraup Rp 3 miliar dari electronic banking. Masih dianggap kecil, Permata bertekad terus menggiatkan e-banking di masa depan. Bank lain pun diajak.Managing Director Bank Permata, Joseph Georgino Godong, mengklaim transaksi yang berlangsung pada Bank Permata tiap bulannya mencapai level 160 ribu item dari basis pelanggan yang dimiliki sebesar 1,2 juta. Sedangkan untuk transaksi SMS mobile banking, 13-14 persen nasabah diklaim melakukannya. Transaksi itu dianggap sebagai angka yang tertinggi dibandingkan bank kompetitor lainnya. Meski begitu, secara umum Joseph menyebutkan pengimplementasian teknologi informasi (TI) di Bank Permata baru memberi kontribusi sebesar Rp 3 miliar per bulan. Kontribusi ini berasal dari electronic banking, termasuk internet banking dan mobile banking. Hasil itu masih dianggap kecil dari revenue keseluruhan sebesar Rp 1 triliun. Pasalnya, nasabah bank dianggap belum sepenuhnya percaya pada layanan e-banking. Mayoritas masyarakat masih lebih menyukai transaksi tradisional, seperti mengunjungi cabang terdekat atau setidaknya lewat ATM. "Sebenarnya ini bukan masalah trust, tapi paradigmanya," kata Joseph, di kantornya, Jakarta, Selasa (22/11/2005). Joseph menganalogikan kebiasaan bertransaksi dengan kebiasaan menempuh rute yang sama saat seseorang pulang-pergi dari rumah ke kantor. Menurut Joseph, masyarakat Indonesia merupakan cash society alias lebih suka melakukan transaksi tunai. Namun, ujar Joseph, hal itu tidak akan menyurutkan tekad Permata untuk terus berinovasi dengan memaksimalkan fungsi dari TI. Di 2006, Investasi untuk TI dikatakan akan naik sebesar 5-10 persen sejalan dengan kenaikan pendapatan. Saat ini Bank Permata mengeluarkan investasi US$ 15 juta per tahun untuk biaya operasional. Antara lain untuk biaya komunikasi seperti meningkatkan bandwidth, depresisasi, serta biaya maintenance. Ayo Ikutan!Salah satu transaksi e-Banking adalah transaksi antar bank yang berbeda. Namun hal ini masih sulit dilakukan karena belum semua bank memanfaatkan TI secara maksimal. Joseph berpendapat bank-bank lain seharusnya juga memanfaatkan TI agar perbankan bisa memberikan layanan yang lebih baik lagi. Menurutnya, masih banyak institusi yang melakukan metode secara manual."Dengan platform TI yang baik, bank lebih banyak mendapatkan keuntungan secara indirect seperti meningkatkan advantage dibandingkan kompetitor lain. Lagipula, mobile banking paling mudah karena tidak memerlukan banyak infrastruktur." ujarnya. Joseph.Layanan mobile banking juga diklaim memiliki tingkat kegagalan yang cukup rendah. Kurang dari 10 persen. Dari 10 persen itu, kegagagalan diklaim lebih besar terjadi karena layanan telekomunikasi operator, sedangkan di sisi server bank kegagalan diklaim hanya 1-2 persen saja. Permata juga menjamin keamanan dari transaksi mobile banking itu sendiri. Menurut Jopseph, setiap transaksi tercatata di rekening permata sendiri, kemudian di switching partner yakni LIntas Artha, serta pada bank yang dituju.Malah menurut General Manager Permata Bank, YB Harianto, faktor keamanan lebih besar terjadi akibat penipuan secara individual seperti penipuan lewat pesan singkat alias SMS. Menurut Harianto, Bank Permata memiliki sekitar 300 cabang dan 600 ATM yang tersebar di pelosok Indonesia.Sedangkan infrastruktur TI di Permata diklaim sudah sesuai dengan kebutuhan untuk menjadi bank yang besar. Permata menggunakan 16 prosesor yang bisa digunakan secara efisien sesuai waktu peak transaksi. Bank itu juga memilih aplikasi perbankan yang berbasiskan pemrograman Java. Hal itu karena Java dianggap mudah diaplikasikan dan diintegrasikan pada platform sistem operasi berbasis Open Source, Unix, maupun AS400. Untuk keamanan data pada jaringan ATM antar cabang, Permat mengaku melakukan maintenance dan back-up sendiri tanpa pengalihdayaan ke pihak ketiga. Jaringan yang dimiliki permata mencakup serat optik, microwave (nirkabel), satelit, serta dial-up.
(wicak/)