Periode 'penguncian' karyawan Uber di mana mereka tidak bisa menjual sahamnya akan berakhir minggu ini. Saham senilai USD 20 miliar bisa saja dilepas atau hampir 40% dari kapitalisasi pasar Uber.
Chief Financial Officer Uber, Nelson Chai, menyatakan jika pihaknya sudah mengambil langkah antisipasi. "Anda bisa mengasumsikan bahwa kami melakukan banyak dialog yang sangat efektif," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Uber Kembali Telan Kerugian Raksasa |
Dikutip detikINET dari Sydney Morning Herald, Uber sedang dalam tekanan untuk menunjukan bahwa pihaknya takkan merugi terus, tapi mampu meraih keuntungan. CEO Dara Khosrowshahi menjanjikan Uber bakal profit pada akhir tahun 2021.
Meski rugi besar, bisnis ride hailing Uber naik sekitar 19%. Unit bisnis seperti Uber Eats yang bergerak dalam bidang pengantaran makanan juga melesat 64%.
"Setidaknya dalam beberapa kuartal ke depan kita akan melihat banyak uang mengalir ke Uber Eats," begitu rasa optimisme Nelson.
Sejak berjualan saham pada bulan Mei silam, nilai saham Uber telah merosot sekitar 30%. Maka sudah seharusnya mereka berupaya untuk meningkatkan performa keuangannya untuk meyakinkan investor.
Baca juga: Rugi Besar Terus, Uber Disebut Bisa Bangkrut |
(fyk/fay)