WeWork yang valuasinya pernah bernilai USD 47 miliar atau di kisaran Rp 667 triliun, didirikan oleh Adam dan koleganya pada tahun 2010. Mereka bergerak dalam bidang real estate komersial, menyediakan ruang kerja bagi startup teknologi baik fisik maupun virtual.
Kepribadiannya yang menyenangkan turut membantu WeWork bersinar di mata investor. Raksasa telekomunikasi asal Jepang, Softbank, pun terpikat dan menjadi penyokong utama WeWork. Dana yang mereka kucurkan mencapai lebih dari USD 10 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Konon, besaran uang itu pula yang membuat Adam terlena. Dia hidup glamor, gemar berpesta, menghisap mariyuana di pesawat pribadi, meeting dengan minuman beralkohol dan tingkah minus lain.
Pesawat pribadi yang dibeli perusahaan kebanyakan eksklusif digunakan olehnya dan keluarga. Perusahaan pun kadang boros soal makanan yang diberikan gratis pada karyawan.
Rumah mewah Adam bertebaran di berbagai tempat. Salah satunya di San Francisco yang harganya ditaksir USD 21 juta.
Ia menentukan penuh arah perusahaan dan kadang mengutarakan ide gila, misalnya pernah ingin membangun WeWork di planet Mars. Beberapa karyawan mengutarakan sikapnya yang kurang menyenangkan, misalnya harus menunggu berjam-jam untuk menemuinya.
(ke halaman selajutnya)
Kelakuan Pendiri Bikin Startup Rp 667 Triliun Terancam Ambruk
Adam Neumann. Foto: Reuters
|
Di sisi lain, perusahaannya terus merugi meski valuasinya membumbung tinggi. Dia pernah berkilah ketika ditanyai soal itu.
"Valuasi dan ukuran kami saat ini lebih banyak berdasarkan energi dan spiritualitas kami dibandingkan pendapatan," katanya, dikutip detikINET dari BBC.
Di tahun 2018, diketahui WeWork buntung USD 2 miliar. Jelang rencana IPO atau berjualan saham pada publik, WeWork pun merilis dokumen keuangan yang mengejutkan di Agustus silam. Mereka ternyata masih rugi USD 900 juta pada paruh pertama 2019 dan memiliki kewajiban sewa USD 47 miliar.
Pendapatan WeWork memang tumbuh dua kali lipat per tahun. Namun tidak peduli betapa besar pertumbuhan pendapatan, pengeluarannya jauh lebih tinggi. Akibatnya, Neumann pun dipaksa lengser dari posisinya dan rencana IPO ditunda.
Salah satu mantan eksekutif WeWork yang tak mau disebut namanya memilih menyalahkan pihak Softbank. Pemberian uang yang terlampau banyak membuat Adam malah terpuruk.
"Saya marah pada Softbank. Anda memberikan sebegitu banyak uang padanya untuk menjadi lebih gila dengan lebih cepat. Kemudian Anda memecatnya, ini adalah munafik," katanya.