Dikutip detikINET dari CNBC, Dara menyatakan kerugian sebesar itu hanya terjadi sekali seumur hidup. Bahkan, dia menargetkan pertumbuhan pendapatan Uber bisa sampai 30% di sisa tahun 2018 ini.
Dara pun merasa optimistis terhadap masa depan Uber. "Kami pikir kami tidak hanya bisa bertahan tapi kami sungguh bisa berkembang di bisnis ini," tandasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Terus Bakar Uang, Uber Buntung Rp 71 Triliun |
Dara selaku pucuk pimpinan memang semakin mengalami tekanan besar karena Uber sudah menjadi perusahaan publik. Para investor pun ingin Uber dapat menghasilkan keuntungan.
Dia memaparkan ada beberapa wilayah yang tidak bagus secara bisnis buat Uber, misalnya di New York karena regulasi semakin ketat. Uber harus membatasi jumlah pengemudi di sana.
"Wilayah yang justru paling membutuhkan tapi bisnis kami malah menderita di sana dan itu tidaklah adil," ujar Dara.
Seperti diberitakan sebelumnya, kerugian USD 5 miliar Uber jauh lebih besar dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar USD 878 juta. Di sisi lain, pertumbuhan pendapatan merosot 14% menjadi USD 3,2 miliar, lebih rendah dari estimasi analis sebanyak USD 3,36 miliar.
Adapun bisnis inti perusahaan, yakni transportasi online, hanya tumbuh 2% menjadi USD 2,3 miliar. Bisnis Uber Eats naik 72% menjadi USD 595 juta.
(fyk/afr)