Untuk itu, mereka mencoba menggali potensi startup di Asia Pasifik yang dipimpin oleh perempuan lewat program akselerator APAC Women Founders. Untuk program perdana ini, mereka berhasil menjaring 11 startup dari 10 negara.
"Kita ada dari Australia, Korea Selatan, China, Thailand, Vietnam, Filipina, Malaysia, Singapura, Pakistan, dan dari Indonesia ada dua," kata Managing Partner Simona Ventures Putri Izzati saat ditemui detikINET di Menara by Kibar, Jakarta, Senin (25/3/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Program ini diadakan di Jakarta mulai tanggal 25-29 Maret 2019 yang akan ditutup dengan demo day. Dalam program ini startup yang terpilih akan berbagi pengetahuan dengan mentor dari berbagai latar belakang, mulai dari Go-Jek hingga Google.
Menariknya, karena ini merupakan program khusus untuk startup yang dipimpin perempuan, mayoritas dari mentor yang membagikan ilmunya juga merupakan perempuan.
Selama berada di Indonesia, startup akan dibekali berbagai ilmu, termasuk wawasan mengenai pasar Indonesia. Menurut Putri, hal ini dilakukan untuk mendorong startup-startup asing ini meluaskan bisnisnya di Indonesia.
"Salah satu kriteria yang kita minta untuk mereka ikutan adalah mereka mau expand bisnis mereka di Indonesia," jelas Putri.
"Jadi bukan cuma kita kasih mereka akses untuk masuk ke Indonesia, kita kenalin ke partner atau investor, tapi kita juga mau mereka untuk kolaborasi dengan local startup atau local talent di sini," sambungnya.
Walaupun baru pertama kali diadakan, Putri mengatakan antusiasme dari startup cukup besar. Mereka mendapatkan 50 pendaftar dari berbagai negara Asia Pasifik yang mewakili sektor yang berbeda-beda.
Ke-11 startup yang terpilih pun memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Ada yang terkait dengan kecerdasan buatan (AI), asuransi, sumber daya manusia, hingga platform e-commerce.
Putri mengaku terkejut mereka bisa menggaet startup dari berbagai sektor. Tapi ini akan membantu program mereka selanjutnya untuk mencari startup potensial dengan kualitas yang lebih tinggi lagi.
"Kita jadi punya benchmark yang cukup. Kita ke depannya kan pengen naikin lagi standarnya, its a good start bahwa untuk batch pertamanya saja kita punya yang istilahnya partisipan yang high quality," pungkasnya.
(vim/krs)