"Kami menegakkan standar etis tertinggi pada karyawan dan akan menindak setiap pelanggaran dengan sangat serius. Dalam investigasi terkini, DJI menemukan beberapa karyawan menggelembungkan biaya komponen dan material untuk produk tertentu demi keuntungan pribadi." sebut DJI.
"Kami pun melakukan tindakan cepat untuk menyelesaikan masalah ini, memecat aktor-aktornya serta menghubungi pejabat penegak hukum. Kami terus menginvestigasi situasinya dan bekerja sama penuh dengan penyelidikan aparat penegak hukum," tambah DJI.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Aksi tersebut tidak mewakili DJI, budaya kami, atau 14 ribu pegawai kami yang bekerja keras setiap hari untuk melayani konsumen dan mengembangkan teknologi canggih. Kami mengambil langkah untuk memperkuat kontrol internal dan membuat saluran bagi karyawan untuk dapat melapor secara anonim setiap pelanggaran," pungkas perusahaan yang berdiri sejak 2006 ini.
Seperti diberitakan sebelumnya, DJI sedang dipusingkan oleh ulah para karyawan yang ramai-ramai korupsi, sehingga merugikan perusahaan hingga USD 150 juta atau di kisaran Rp 2 triliun. Mereka pun memecat pegawai yang terlibat.
Dikutip detikINET dari Financial Times, produsen drone consumer terbesar itu telah memberhentikan 29 karyawan. Sebanyak 16 karyawan diserahkan ke aparat hukum. Investigasi terus berlangsung sehingga jumlah pegawai yang terlibat bisa lebih banyak lagi.
Kabarnya, gara-gara penggelembungan itu, item yang dibeli perusahaan 20% lebih tinggi harganya dari yang seharusnya. Sedangkan total karyawan yang terlibat diperkirakan bisa sampai 100 orang.
DJI dikenal sebagai produsen drone dan kamera berkualitas yang tumbuh pesat. Perusahaan ini didirikan oleh sosok bernama Frank Wang pada tahun 2006 dan kantor pusatnya berlokasi di Shenzen.