Bukalapak Minat IPO? Kata Chief RA, Sulit jika Sudah Decacorn
Hide Ads

Bukalapak Minat IPO? Kata Chief RA, Sulit jika Sudah Decacorn

Muhamad Imron Rosyadi - detikInet
Jumat, 11 Jan 2019 11:11 WIB
Foto: Muhamad Imron Rosyadi/detikINET
Jakarta - Pendiri sekaligus Presiden Bukalapak, Fajrin Rasyid, sempat mengatakan bahwa pihaknya tidak menutup kemungkinan bahwa di kemudian hari marketplace besutannya itu bisa melantai di bursa. Meski begitu, sampai saat ini belum ada keputusan mengenai rencana Bukalapak untuk IPO.

Lantas, seberapa genting kah pengambilan keputusan untuk melantai di bursa bagi Bukalapak? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara memiliki pandangannya sendiri terkait hal tersebut.




SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ditemui dalam sebuah kesempatan, Rudiantara menjelaskan bahwa kegiatan IPO tujuannya bisa beragam tergantung dari kepentingan investornya. Hal ini berkaitan dengan jalan keluar penanam modal yang memang biasanya lewat mekanisme IPO serta seberapa besar kemampuan pasar modal dalam negeri.

"Kalau decacorn misalkan, decacorn kan setidaknya valuasinya USD 10 miliar, itu berarti sekitar Rp 145 triliun. Kalau dia 20% kepemilikannya dilepas di pasar modal, berarti Rp 29 triliun. Kalau dia listing di indonesia, siapa yang mau nyerap 29 triliun? Jadi kalau decacorn kelasnya, listingnya itu biasanya di global," tuturnya.




"Tapi kalau unicorn, katakanlah USD 1 miliar, atau katakanlah USD 2 miliar, itu kan sama dengan Rp 29-30 triliun. Kalau 20% dilepas berarti Rp 6 triliun, mungkin masih ada investor yang mau masuk dari dalam negeri. Kan tidak gampang mendapatkan puluhan triliun rupiah di indonesia karena kan pasarnya tidak sebesar pasar New York, Tokyo," ujarnya menambahkan.

Sebelumnya, pria yang kerap disapa Chief RA ini memang terus berupaya untuk mendorong empat startup unicorn Tanah Air, yaitu Go-Jek, Traveloka, Bukalapak, dan Tokopedia untuk melantai di bursa. Baginya, keempat startup tersebut harus cepat jika ingin IPO, karena ketika sudah naik level ke decacorn, dikhawatirkan pasar modal Indonesia tak sanggup menampungnya.

Bukalapak sendiri sebelumnya telah diundang oleh mantan Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio dalam membicarakan persyaratan untuk IPO. Saat itu, Bukalapak meminta ada sedikit kelonggaran peraturan, terutama terkait dengan penerbitan laporan keuangan yang terperinci.





(mon/krs)