Hema yang dibuka pertama kali pada 2015, menggabungkan layanan pengantaran pesanan online, pembelian langsung di toko, dan konsumsi produk secara langsung.
Pengalaman ini dirasakan langsung detikINET saat media trip Alibaba, dalam rangkaian acara Computing Conference 2018 di Hangzhou, China. Di supermarket ini, konsumen berbelanja menggunakan aplikasi Hema yang terinstal di ponsel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Berbelanja di Hema juga tidak perlu bertanya pada pegawai. Setiap produk punya QR code yang bisa dipindai menggunakan aplikasi Hema di ponsel.
QR code ini akan memunculkan informasi produk secara detail, mulai dari kandungannya, asal produk, seberapa jauh jarak yang ditempuh hingga produk ini tiba di rak supermarket, bahkan ide resep olahan dari produk yang kita beli.
![]() |
Bayar dengan Kasir Digital
Setelah selesai berbelanja, pengalaman tak kalah mengasyikkan lainnya adalah membayar barang belanjaan di kasir digital.
Kasir ini berwujud mesin yang ditempatkan di area sebelum pintu keluar. Mesin ini akan memindai barang-barang yang dibeli saat konsumen menempelkan barang belanjaan mereka ke area sensor.
Selanjutnya, mesin akan menghitung dan menjumlah total harga barang. Kasir digital ini kemudian akan memberikan opsi pembayaran.
Konfirmasi pembayaran bisa dilakukan menggunakan pemindaian wajah atau scan barcode. Pembayaran kemudian akan terkoneksi dengan akun pembayaran digital Alipay dan akan otomatis mendebetnya.
Dikirim langsung ke rumah
Tak sampai di situ, Alibaba juga memanjakan konsumennya dengan opsi mengirimkan barang langsung ke rumah. Jadi, setelah pembayaran, barang belanja akan ditempatkan di tas.
Setiap warna tas menandakan isinya. Hijau untuk buah dan sayur, biru untuk seafood, abu-abu untuk sembako dan ungu untuk daging.
Tas-tas ini ditempatkan pada 'jalur kereta' yang akan terlihat berjalan di sepanjang atap supermarket Hema. Tas-tas ini kemudian akan masuk dalam antrean pengiriman dan kita tinggal menunggunya tiba di rumah.
![]() |
Ada juga opsi bagi belanjaan yang ingin dikonsumsi langsung di food court di supermarket tersebut. Belanjaan ini akan dipisahkan untuk diolah oleh chef yang bertugas di sana.
Untuk seafood misalnya, belanjaan akan langsung masuk antrean pengolahan. Lewat aplikasi, kita bisa memilih makanan tersebut ingin diolah menjadi apa.
Kemudian, aplikasi Hema akan menampilkan waktu tunggu pengolahan makanan, dan akan memberikan notifikasi saat makanan sudah siap santap. Asyik kan!
Supermarket Hema merupakan bagian dari strategi pendiri Alibaba Jack Ma dalam visinya mewujudkan 'new retail' yang menggabungkan konsep belanja online dan offline.
China sendiri adalah pemimpin dalam urusan e-commerce global, namun porsi perdagangan online di negara ini terbilang masih kecil. Sebagian besar masyarakat China masih lebih memilih berbelanja di toko fisik.
Hema hanya salah satu contoh bagaimana Alibaba berusaha mengubah retail tradisional dengan memperkenalkan teknologi.
Saat ini, terdapat 40 supermarket Hema yang tersebar di berbagai kota di China yakni Shanghai, Beijing, Ningbo, Shenzhen, Hangzhou, dan Guiyang.
(asj/asj)