Dua Anak Bangsa Pulang Kampung Bangun Blockchain di Indonesia
Hide Ads

Dua Anak Bangsa Pulang Kampung Bangun Blockchain di Indonesia

Muhamad Imron Rosyadi - detikInet
Kamis, 20 Sep 2018 18:41 WIB
Gildas Deograt Lumy dan Rick Bleszynski, pulang kampung untuk bangun blockchain di Indonesia (Foto: Muhamad Imron Rosyadi/detikINET)
Jakarta - Demi mengembangkan teknologi blockchain di Indonesia, dua anak bangsa ini pun pulang kampung ke Tanah Air. Siapa mereka?

Pertama-tama ada baiknya mengenal dulu lebih jauh mengenai blockchain yang boleh jadi masih asing di telinga. Bitcoin boleh jadi terdengar lebih familiar, padahal keduanya punya keterkaitan.

Bitcoin adalah salah satu jenis cryptocurrency. Nah, blockchain itu merupakan teknologi yang melatarbelakangi hadirnya Bitcoin. Kini blockchain tengah menapaki jalan agar tidak hanya identik dengan mata uang virtual saja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal itu tampak dari kerja sama antara Splend, penyedia infrastrktur blockchain, dengan salah satu perusahaan keamanan siber dan informasi dalam negeri yaitu XecureIT. Keduanya berkolaborasi untuk membangun ekosistem blockchain di Indonesia.




Yang menarik adalah, keduanya sama-sama dibangun oleh anak bangsa yang sempat meniti karier di luar negeri. Splend didirikan oleh Rick Bleszynski, sedangkan XecureIT merupakan besutan Gildas Deograt Lumy.

Nama yang disebutkan pertama sudah banyak makan asam garam di Silicon Valley. Di sana, ia mendalami bidang microprocessor dan mendirikan beberapa perusahaan produsen chip untuk internet.

Sejumlah chip buatan Rick Bleszynski pun diakui sejumlah perusahaan global semacam Cisco, Nokia, hingga Fujitsu. Bahkan, Intel sempat mengakuisisi perusahaannya yang bernama Softcom Microsystems pada 1999.




Sedangkan Gildas sempat bekerja di salah satu perusahaan migas internasional pada divisi keamanan siber. Ia mengaku memutuskan pulang ke Indonesia untuk bisa berkontribusi di bidang cybersecurity. Bersama XecureIT, ia menjadi salah satu sosok di balik berdirinya Pesankita Indonesia (PS). Platform itu merupakan penyedia layanan berbagi pesan instan yang diluncurkan tahun lalu.

Kerja sama antara keduanya ini diharapkan mampu memaksimalkan teknologi blockchain agar bisa menjadi solusi terhadap masalah seperti skalabilitas, keamanan, dan latensi. Terlebih, baik Rick maupun Gildas mengklaim bahwa sejumlah pihak baik dari korporasi maupun pemerintahan mendukung penerapan blockchain di berbagai sektor.

Rick mengaku sudah menjalin komunikasi dengan beberapa pihak. Salah satu yang ia sebut mempelajari secara dalam mengenai blockchain adalah Bank Indonesia. Ia pun turut menyebut jika finansial memang jadi sektor yang potensial untuk menerapkan teknologi tersebut.

Sedangkan Gildas mengaku salah satu bank asal Tanah Air akan memanfaatkan Pesankita Indonesia untuk aplikasi mobile banking miliknya. Ia mengatakan PS memang ibarat platform-nya platform, sehingga pihak manapun bisa memanfaatkannya untuk membuat berbagai aplikasi.

(mon/krs)