Mahasiswa dari seluruh Indonesia, yang ikut serta dalam kompetisi tersebut, dianugerahi tiga penghargaan teratas untuk wawasan dan ide-ide inovatif mereka guna menangani isu-isu sosial dan ekonomi di kawasan ASEAN.
Ini menjadi tahun kedua ASEAN DSE diselenggarakan di seluruh 10 negara anggota ASEAN sebagai bagian dari kemitraan strategis antara ASEAN Foundation dan SAP.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan menggunakan SAP Analytics Cloud, para kontestan didorong untuk mengembangkan wawasan berbasis data yang menyoroti berbagai isu di ASEAN yang dibahas dalam enam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yaitu kesehatan dan kesejahteraan yang baik, pendidikan berkualitas, kesetaraan gender, pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi, industri, inovasi & infrastruktur dan kota dan masyarakat yang berkelanjutan.
Bertajuk "Anak Muda Masa Kini untuk Masa Depan Dunia," kompetisi ini memungkinkan anak muda dari negara-negara anggota ASEAN memainkan peran kunci dalam mengatasi masalah sosial saat ini dan membantu menciptakan perubahan positif untuk masa depan yang lebih baik.
Tim OWL dari Universitas Bina Nusantara (BINUS) berhasil keluar sebagai juara di Babak Final Tingkat Nasional. Sementara itu, posisi runner-up pertama diberikan kepada Tim Gray Matters, dan runner-up kedua diberikan kepada Tim Ganesha. Kedua tim runner-up berasal dari Institut Teknologi Bandung.
"Berpartisipasi dalam ADSE merupakan peluang besar bagi kami untuk melaksanakan peran kami dalam mengubah dunia. Teknologi SAP telah membantu kami mempelajari bagaimana kuatnya data dapat menciptakan perubahan dan membantu kami berkontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan di ASEAN," kata Angelia Dwi Handoko and Tasia Rosalina Tedjo Purnomo, salah satu tim finalis dari Universitas Surya, dalam keterangan yang diterima detikINET.
"Untuk mengatasi permasalahan rumit seperti dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB, anak muda kita harus terbiasa dengan teknologi terbaru untuk menemukan solusi baru untuk masalah saat ini dan masa depan. ASEAN Data Science Explorers (ADSE) adalah langkah pertama bagi anak muda Indonesia untuk bekerja memecahkan masalah dunia dengan menggunakan data dan analisis yang dapat diukur secara nyata," kata Andreas Diantoro, Managing Director SAP Indonesia, yang juga menjadi bagian dari panel juri untuk kompetisi.
"Sebagai salah satu perusahaan piranti lunak dan analytics terdepan dengan 404.000 pelanggan di seluruh dunia, SAP berkomitmen untuk tujuan yang lebih tinggi - untuk membantu dunia berjalan lebih baik dan meningkatkan kehidupan masyarakat. Kami bangga dapat berkolaborasi dengan ASEAN Foundation dalam inisiatif penting ini untuk mempersiapkan kaum muda kami menghadapi ekonomi digital," lanjutnya.
Para mahasiswa yang mendaftar untuk program ini memperoleh akses ke data ASEAN serta platform SAP Analytics Cloud, yang memungkinkan mereka menganalisis data dan mendapatkan wawasan.
SAP Analytics Cloud adalah generasi baru dari Software-as-a-Service (SaaS) yang mendefinisikan ulang analytics dalam cloud dengan menyediakan intelijen bisnis (BI), kemampuan prediksi, dan kemampuan perencanaan dalam satu perangkat tunggal. Dengan menggunakan platform cloud ini, para peserta dapat menganalisis dan memvisualisasikan data untuk menghasilkan rekomendasi inovatif mereka.
Penilaian ini didasarkan pada tiga kriteria: relevansi dan kredibilitas data, kualitas wawasan analitis, dan kelayakan solusi yang direkomendasikan untuk masalah yang ditangani oleh masing-masing proyek.
Dari 11 finalis, peraih tempat pertama akan melanjutkan kompetisi ke Babak Final Tingkat Regional yang akan berlangsung pada 25 Oktober 2018 di Singapura, di mana mereka akan menghadapi pemenang teratas dari putaran Babak Final Tingkat Nasional lainnya. (asj/asj)