CEO Go-Viet Nguyen Vu Duc menungkap format bisnis yang kedua belah pihak jalankan. Go-Viet merupakan kolaborasi antara tim lokal Vietnam dengan Go-Jek. Peran Go-Jek sendiri memberi dukungan teknologi dan investasi.
"Go-Jek memberikan kami saran, tapi kami sendiri yang membuat keputusan. Kami bukan unit bisnis (dari Go-Jek), Go-Viet adalah perusahaan Vietnam," kata Duc.
Go-Viet mulai beroperasi awal Agustus lalu. Ho Chi Minh dipilih menjadi kota pertama karena menjadi pusat bisnis. Selang sebulan, Go-Viet merambah Hanoi.
Saat ini Go-Viet memiliki 25 ribu driver. Ada dua layanan yang tersedia, yakni Go-Ride dan Go-Send. Tapi ke depan bakal ada banyak layanan lain yang dihadirkan.
"Go-Viet akan menjadi platform yang menghadirkan banyak layanan lokal. Kami harus memenuhi kebutuhan masyarakat Vietnam," kata Duc.
Bos Go-Viet menyadari bahwa menjalankan bisnis ride sharing di Vietnam harus berhadapan dengan sejumlah pemain, salah satu kompetitor yang kuat adalah Grab. Pun begitu Doc menyikapi dengan santai.
"Di setiap market, di setiap layanan ada pesaingnya, entah itu ride sharing, pengiriman makanan dan dompet digital. Kami harus bersaing di setiap bidang, tetapi hal itu bagus karena menghadirkan opsi di pasar. Tapi kami percaya bahwa kami akan lebih bermanfaat bagi pengguna dan pengemudi," ujarnya.
Transfer Teknologi
Kontribusi dan peran Go-Jek dalam mendirikan Go-Viet tidak sekadar mengucurkan dana investasi. Perusahaan yang punya tagline "Karya Anak Bangsa" ini turut mentransfer teknologi dan pengalaman.
Diceritakan CEO Go-Jek Nadiem Makarim, sebelum beroperasi semua punggawa Go-Viet diboyong ke Indonesia. Tidak terkecuali Nguyen Vu Duc. Mereka diminta mengamati langsung Go-Jek di Indonesia.
"Kami bawa ke Indonesia. Mereka belajar bagaimana situasi di lapangan. Bagaimana melatih driver, bagaimana konsumen berinteraksi terhadap produk Go-Jek. Jadi semua kami ajari dulu," cerita Nadiem.
Luncurkan Go-Viet, Ini Harapan Nadiem Makarim, tonton videonya di sini:
Setelah tim Go-Viet kembali ke negaranya, Go-Jek tak lantas lepas tangan. Nadiem kemudian mengirimkan tim Go-Jek ke Vietnam.
"Kami kirim tim untuk bantu mereka di setiap step. Value-valuenya juga diajarin agar Go-Viet dapat menentukan identitas mereka sendiri," tuturnya.
(afr/krs)