Beberapa bank yang telah mengadakan pembicaraan dengan raksasa jejaring sosial tersebut antara lain Chase, Wells Fargo, Citigroup, dan US Bancorp.
Namun, beberapa dari mereka khawatir tentang bagaimana Facebook akan menangani data finansial yang lebih sensitif dibanding data pengguna media sosial tersebut. Bahkan, satu bank mundur dari pembicaraan dengan media sosial besutan Mark Zuckerberg itu dengan alasan masalah privasi data.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Facebook pun mencoba meyakinkan bank dan penggunanya bahwa data mereka tidak akan dibagikan ke pihak ketiga atau digunakan untuk targeted ads.
"Idenya adalah bahwa mengirim pesan dengan bank bisa lebih baik daripada menunggu di telepon--dan ini benar-benar opt-in. Kami tidak menggunakan informasi ini selain untuk memungkinkan experience seperti ini--tidak untuk iklan atau hal lainnya," klaim juru bicara Facebook, seperti detikINET kutip CNET, Selasa (7/8/2018).
Data finansial pengguna ini nantinya akan digunakan perusahaan yang berbasis di Menlo Park, California, Amerika Serikat tersebut untuk mendukung ekstensi layanan Messenger menjadi customer service antara nasabah dan bank.
Dengan ini, pengguna dapat menggunakan layanan chat di Messenger untuk mengecek saldo mereka dan melaporkan penipuan kepada bank bersangkutan. Nantinya, user tidak akan berbicara dengan manusia, tetapi chatbot untuk memastikan privasi penggunanya.
Baca juga: Facebook Messenger Bisa Pesan Tiket Pesawat |
"Penautan rekening memungkinkan orang untuk menerima real-time update di Facebook Messenger di mana orang-orang dapat melacak data transaksi mereka seperti saldo rekening, tanda terima, dan shipping updates," masih kata juru bicara Facebook.
Sebelumnya, Facebook telah melakukan kerja sama serupa dengan American Express, Mastercard, dan PayPal. Namun, Wall Street Journal melaporkan bahwa mereka ingin mengembangkan kemitraannya dengan bank tradisional.
Akankanh Indonesia Blokir Facebook Seperti Papua Nugini? Simak Videonya: