Bahkan, beberapa jam yang lalu, nilai sahamnya sempat berada di level USD 208,38 (Rp 3.022.926), menjadikannya rekor tertinggi Apple sampai saat ini. Dengan torehannya itu, saham Apple sudah meroket 20% sepanjang 2018.
Sekali lagi, catatan laporan keuangan Apple pada Kuartal III Tahun Fiskal 2018 yang berhasil mengalahkan berbagai prediksi menjadi pemicu meningkatnya harga sahamnya hingga menyentuh angka USD 207,04. Tak cuma itu, menjanjikannya proyeksi perusahaan asal Cupertino, California, Amerika Serikat tersebut ke depannya juga jadi salah satu alasan investor semakin memercayainya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Malah, Wall Street memperkirakan Apple bisa terbang lebih tinggi lagi. Sebanyak 13 analis mereka memprediksi nilai saham perusahaan pimpinan Tim Cook itu bisa melewati angka USD 225 per lembarnya.
Bahkan, beberapa analis lain menyebut nilai saham Apple bisa menyentuh USD 275. Jika hal tersebut menjadi kenyataan, maka valuasi Apple dapat meroket hingga USD 1,3 triliun, sebagaimana detikINET kutip dari CNN, Jumat (3/8/2018).
Sampai saat ini, nilai sahamnya sendiri terpantau masih berada di angka USD 207,39. Diperkirakan, pada saat pasar bursa ditutup, nilainya akan sedikit turun menjadi USD 207,09, namun tetap membuat valuasi mereka berada di angka USD 1 triliun.
Sekadar informasi, perusahaan bentukan Steve Jobs dan Steve Wozniak itu jadi yang kedua dalam menembus market cap USD 1 triliun. Sebelumnya, PetroChina sukses menyandang predikat perusahaan publik pertama di dunia yang meraih milestone tersebut,
Capaian itu terjadi pada 2007. Menariknya, saham mereka merosot dengan cepat seiring berjalannya waktu. Kini, mereka 'hanya' berharga sekitar USD 205 miliar. Menarik untuk ditunggu, apakah Apple akan mengikuti jejak PetroChina, atau justru valuasinya bakal semakin mengangkasa.
Tonton video Apple Jadi Perusahaan AS Pertama Senilai US$ 1 Triliun:
[Gambas:Video 20detik]