Sampah Menjadi Ladang Rezeki Bagi Pemuda Ini
Hide Ads

Amplifive

Sampah Menjadi Ladang Rezeki Bagi Pemuda Ini

Josina - detikInet
Kamis, 09 Nov 2017 08:32 WIB
Reanes Putra Tito M., founder startup Sampah Muda. Foto: Josina/detikINET
Jakarta - Sejak duduk dibangku kuliah, Reanes Putra Tito M pemuda asal Semarang ini sudah gemar mengumpulkan sampah kertas bekas yang ia kumpulkan dari rumah kos, rumah warga, pengepul lain, kantor-kantor, hingga TPS. Alasannya, ia tak ingin kertas-kertas tersebut digunakan sebagai bungkusan nasi.

"Sering beli nasi bungkus, bungkusannya pakai kertas bekas skripsi jadi kepikiran untuk kumpulin sampah kertas tapi dijamin kertas tersebut tidak dijadikan bungkus nasi," ujar Reanes pendiri Sampah Muda kepada detikINET.

[Gambas:Video 20detik]


Kamar kos-nya pun yang berukuran 2,5 x 2,5 meter persegi dijadikannya sebagai gudang penyimpanan sampah setelah dikumpulkan. Sampai akhirnya, dari hasil pengumpulan sampahnya tersebut ia bisa mengontrak rumah untuk dijadikan gudang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Masuk tahun 2015, selain sebagai pengepul sampah Ia bersama rekan-rekannya membuka usaha jasa penghancuran dokumen untuk perkantoran dan juga bisa membeli limbah-limbah kertas dari pabrik, yakni pabrik buku.

Tak selalu berjalan mulus, di tahun 2016 mereka harus alami jatuh bangun dalam bersaing dengan para pengusaha yang mengelola sampah lainnya. Dari hal tersebut, diceritakan Reanes, pikirannya mulai terbuka bahwa usaha yang ia lakukan bukan semata untuk keuntungan melainkan lebih ke sosial.

"Bahwa sampah punya masalah yang kompleks terkait masyarakat, yakni kesehatan dan lingkungan. Akhirnya kami mendirikan Sampah Muda, yakni layanan pengelolaan sampah dengan kampanye, edukasi dan pengambilan sampah," tambah pria kelahiran 23 April 1991.

Setelah mulai menata ulang bisnisnya, Reanes beserta kawan-kawannya mencoba mengikuti Gerakan Nasional 1000 Startup Digital yang diprakarsai oleh Kibar dan Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Sampah Menjadi Ladang Rezeki Bagi Pemuda IniFoto: Sampah Muda


Hasilnya pun mereka berhasil menorehkan prestasi hingga masuk tahap inkubasi sebagai tiga startup terbaik. Perubahan pun ia rasakan setelah mengikuti kegiatan startup tersebut.

"Yang paling terasa soal pola pikir dalam membangun bisnis, dari situ juga yang merubah cara-cara kami mengembangkan usaha,"

Ia juga mengatakan antusiasme untuk bikin startup dan berpola pikir startup sekarang berkembang pesat. Korporasi pun turut bermain. Harapannya, hal itu bisa merata se-Indonesia, bisa semakin banyak permasalahan yang diselesaikan dan bukan hype sementara.

Sampah Muda kini sudah semakin berkembang dengan peluncuran versi website pada Maret 2017. Mereka sudah menggaet pelanggan yang sudah mencapai 2000-an dan memiliki 4 agen, dimana setiap bulannya Sampah Muda sudah bisa mengantongi Rp 1,5 juta setiap bulannya dari setiap satu agen.

Jadi, Sampah Muda ini adalah suatu program sosial yang membantu masyarakat untuk mendaur ulang sampah. Masyarakat hanya perlu mengumpulkan yang kemudian dijual kepada salah satu agen Sampah Muda, dari sampah pun masyarakat bisa mendapatkan uang.

Tak hanya kertas saja, Sampah Muda juga menerima jenis-jenis sampah mulai dari sampah anorganik,yakni kertas hvs, kertas buram/koran, kertas kardus, botol plastik, gelas plastik, plastik lain.

Sampah Menjadi Ladang Rezeki Bagi Pemuda IniFoto: Sampah Muda


"Kami mendirikan Sampah Muda, yakni layanan pengelolaan sampah dengan kampanye, edukasi dan pengambilan sampah, dari sampah bisa menghasilkan uang."

Sampah Muda juga menjadi salah satu pilihan terbaik di ajang Amplifive kemarin. Ada cerita menohok ketika ia sedang melakukan pitching dihadapan juri-juri. Salah satu juri Yansen Kamto mengatakan bahwa nama Sampah Muda sangat busuk. Tapi hal tersebut tak membuat dirinya down.

"Dari kami fleksibel untuk segala perubahan, agak menohok juga sewaktu dibilang nama merek kami busuk. Tapi kalau memang membutuhkan diubah, ya kami ubah nama," tanggapan Reanes.

Namun ia mengatakan, untuk pergantian nama ia kembalikan lagi ke konsumennya. "Kemarin koh Yansen komentar begitu. Ya jadi masukan buat kami dan akan divalidasi ke user," tambahnya.

Ia berharap, hadirnya Sampah Muda pengelolaan sampah yang baik bisa menjadi kebiasaan tiap orang, yang artinya membuang sampah di tempatnya dan meletakkan sesuai jenisnya serta tiap orang memiliki akses terhadap pengelolaan sampah yang baik.

(jsn/yud)