Begitulah Ketua Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) Aulia E. Marinto, mengenai tanggapannya perihal mulai maraknya toko konvensional yang tutup belakangan ini, salah satunya toko elektronik di Glodok.
"Bisnis apapun harus bisa mengikuti tren pasar dan kebutuhan konsumen," ujar Aulia saat dihubungi detikINET, Jumat, (13/7/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu, Aulia mengutip pakar dunia bernama Michael E. Porter yang memiliki lima teori competitive force, di mana ada peran buyer, supplier, existing competitor, new entrants, dan substitute product.
"Nah, dalam konteks ini pedagang apapun termasuk pedang tradisional tidak bisa tutup mata, ketika pasar mulai diperkenalkan dan di-drive oleh pemain online yang menawarkan berbagai manfaat signifikan untuk konsumen," tuturnya.
Dalam konteks ini juga, Aulia juga tak ingin dilihat pengusaha online versus offline. Sebab, online dan offine hanyalan sebuah channel masing-masing.
"Kebetulan saat ini memang online punya drive yang besar dalam influence market trend. Jadi, baiknya pengusaha apapun itu bisa beradaptasi dengan apapun tuntutan pasar," sebut CEO dari Blanja.com ini. (asj/asj)