Ke-11 startup yang masuk pada batch pertama adalah Dana Didik, Sayurbox, Karta Indonesia Global, KYCK, Otospector, Bustiket, Brankas, Astrnt, Bandboo, Wonderlabs, dan Toucan.
Startup yang akan mengikuti program akselerasi selama tiga bulan ini tak hanya berasal dari Indonesia saja, seperti Jabodetabek, Bandung, Yogyakarta, Bali, tapi juga meliputi Singapura, Malaysia, Hong Kong, India, Brasil, hingga Jerman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebenarnya dari 400 startup yang mendaftar Februari lalu itu banyak dari Indonesia, tapi banyak juga luar negerinya yang tertarik menggarap pasar Indonesia. Misalnya ada startup asal Singapura, di sana pasarnya kecil, sedangkan di Indonesia besar," ujar Accelerator Director PNP Indonesia Nayoko Wicaksono di Jakarta, Senin (8/4/2017).
![]() |
"Selain itu ada exchange knowledge (tukar ilmu) startup luar negeri dengan startup lokal. Dari awal juga kami ingin mengkombinasi agar ada exchange knowledge," tambahnya.
Proses selanjutnya, startup ini akan dibina secara khusus melalui 1-on-1 Mentorship program. Selain itu, juga tersedia workshop dengan topik untuk membantu tim startup mengasah skill dalam berbagai bidang.
Saat ini, untuk mengembleng startup yang terpilih, PNP Indonesia mempunyai 60 mentor dengan latar belakang kuat di bidang masing-masing.
Selain dibekali pendanaan USD 50 ribu untuk setiap startupnya, sebetulnya 11 startup ini sudah terbentuk dan memiliki pasarnya sendiri-sendiri, tetapi PNP Indonesia mendorong mereka untuk 'berlari' dari sebelumnya 'berjalan'.
Puncak program akselerator ini, di mana PNP Indonesia mengadakan Demo Day untuk startup. Di sana startup akan melakukan pitching dan demonstrasi produk di hadapan partners, corporate, investor, dan media pada bulan Agustus 2017.
"Nanti September, kami buka lagi batch kedua. Pemilihannya startupnya mix juga seperti sekarang ini, jumlahnya tergantung nanti," ucapnya. (rou/rou)