Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Cerita Programer Go-Jek yang Ogah ke Jakarta

Cerita Programer Go-Jek yang Ogah ke Jakarta


Adi Fida Rahman - detikInet

Foto: Go-Jek
Jakarta - Buntut penutupan Go-Jek Tech Valley (GTV) membuat sejumlah programer dipindahkan ke Jakarta. Namun ada yang memilih berhenti dan menetap di Yogyakarta, kenapa?

Salah satu lead Go-Jek di Yogyakarta yang tidak mau disebutkan namanya menuturkan perihal kabar penutupan GTV. Seperti keterangan resmi Go-Jek, ia pun menegaskan kantor layanan ojek online di Kota Gudeg masih buka.

"Nggak gitu (ditutup), hanya merelokasi programmernya saja. Biar nggak banyak miskomunikasi, jadi kami dianjurkan untuk ke Jakarta," ujarnya saat berbincang dengan detikINET lewat telepon, Rabu sore (21/12/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dihadapkan keputusan tersebut, dia memilih tidak ikut hijrah ke Ibu Kota dan memilih tetap tinggal di Yogyakarta. Keluarga menjadi alasan utamanya.

"Alasannya banyak sih, tapi yang utama saya punya anak dan sudah bersekolah di sini. Kalo pindah-pindah akan repot," katanya.

Sedikit berbeda dengan programer yang sempat detikINET wawancarai. Alasan dia tidak ikut ke Jakarta adalah ingin membangun Yogyakarta.

"Saya ingin Yogyakarta menjadi daerah yang berkembang di bidang IT. Tidak cuma sentral di Jakarta. Beberapa rekan programer di sini sudah pernah kerja di Jakarta, dan mereka lebih pilih pulang kampung karena Go-Jek buka di Yogyakarta," katanya.

Ia memaklumi keputusan manajemen Go-Jek untuk merelokasi programer ke Jakarta, meski dalam hati dirinya mengaku sedih. Pasalnya, ikatan dengan orang-orang yang bekerja di kantor Go-Jek Yogyakarta sudah seperti keluarga. Selain itu, GTV jadi tempat diskusi anak-anak startup Kota Pelajar.

"Sedih, bingung, lemas saat dengar pengumuman itu. Awal bikin di sini kan tujuannya untuk menjaring talenta-talenta terbaik dari Jogja yang nggak mau ke Jakarta," tuturnya.

Cerita Programer Go-Jek yang <i>Ogah</i> ke JakartaFoto: Go-Jek
Menimba Ilmu ke Negeri Bollywood

Kedua narasumber detikINET ini mengaku sempat dikirim ke Bengaluru, India. Selama lebih dari dari sepekan, mereka menimba ilmu di sana.

Ditanya bagaimana bekerjasama dengan programer dari Negeri Bollywood, keduanya mengaku senang. Karena mereka bisa saling berbagi ilmu.

"Kami saling belajar. Karena menjadi team, ya kita saling backup satu sama lain," katanya.

Namun keduanya tidak setuju dengan anggapan yang menyebutkan programer lokal kalah kemampuan dibandingkan dengan programmer India.

"Kemampuan dari tim Jogja tidak kalah jauh berbeda dari teman-teman India. Hanya saja mereka punya kesempatan lebih dulu di dunia startup," ujar salah satu narasumber detikINET (afr/rns)
TAGS





Hide Ads