Dell: Maaf, Kami Cuma Mau Jadi Nomor Satu!
Hide Ads

Laporan dari Austin

Dell: Maaf, Kami Cuma Mau Jadi Nomor Satu!

Achmad Rouzni Noor II - detikInet
Jumat, 21 Okt 2016 06:33 WIB
Foto: detikINET/Achmad Rouzni Noor II
Austin, Texas - Karakter sebuah perusahaan bisa tercermin dalam agresivitas seorang pemimpin. Pun demikian, Dell Technologies yang dilahirkan dan masih dikendalikan oleh sosok Michael Dell yang begitu ambisius.

Hal itu bisa disimpulkan detikINET saat mengikuti kegiatan Michael seharian, mulai dari ketika ia memberikan keynote di Dell EMC World 2016, bertemu media dan analis, hingga melakukan wawancara di televisi setempat.

"Kami cuma mau jadi perusahaan nomor satu," tegasnya dengan lantang di Austin Convention Center, Texas, Rabu (19/10/2016) waktu setempat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akuisisi EMC senilai USD 67 miliar membuat Dell menjadi perusahaan teknologi yang super besar dan komplet. Kombinasi keduanya diperkirakan Michael akan menghasilkan pendapatan lebih dari USD 80 miliar per tahun dan akan sukar ditandingi perusahaan lain.

"Ini yang kami lakukan, terus berinvestasi dan berinovasi. Sementara kompetitor kami, tidak! Ini yang kami lakukan untuk terus menjadi perusahaan nomor satu di segala bidang (di industri teknologi)," ucapnya lebih lanjut.

Michael mengklaim bahwa perusahaannya saat ini sudah jadi nomor satu di bisnis server, bisnis storage, virtualisasi, security, cloud software dan infrastruktur, software defined data center, converged and hyper-connected infrastructure, dan di bisnis platform-as-a-services.

"Kami tak lari dari kenyataan, justru kami sedang merancang ulang (masa depan dari perusahaan di segmen bisnis yang benar-benar dikuasai Dell dan unit bisnis akuisisinya)," jelasnya.

Dari situ pula terlihat bahwa Michael, selain ambisius, ia juga terkesan perfeksionis dan tak mau repot. Buktinya, ia rela-rela saja memangkas dan melepas unit bisnis yang sulit jadi jagoan di industrinya. Misalnya saja, unit bisnis produksi smartphone.

"Kami sih bisa-bisa saja, tapi buat apa? Kami tak akan bikin smartphone lagi. Silakan kalau mau kehilangan banyak uang. Dunia tak perlu lagi perusahaan smartphone baru," bebernya sore itu.

Intinya, lanjut Michael, ia punya ambisi untuk jadi nomor satu dalam segala bidang di industri teknologi. Jadi kalau tak bisa jadi nomor satu di smartphone, Dell pun sadar diri dan lebih memilih mundur.

Mundur dari jualan smartphone bukan berarti mereka tak berbisnis sama sekali di industri ponsel pintar itu. Malah Michael mengaku lebih cerdik kali ini.

"Untuk setiap 50 smartphone baru yang diproduksi di dunia, server baru pun muncul dalam jaringan, dan itu butuh data center. Saya senang-senang saja, toh data center itu kan punya kami juga. Kami juga yang untung," cetusnya.

Dell: Maaf, Kami Cuma Mau Jadi Nomor Satu!Foto: detikINET/Achmad Rouzni Noor II


Dell sendiri, sebelum memutuskan untuk membeli EMC dengan memecahkan rekor nilai akuisisi terbesar sepanjang sejarah teknologi, telah lebih dulu melepas beberapa asetnya. Misalnya seperti SonicWall, Kase, dan lainnya.

Diakui oleh Michael, itu merupakan bagian dari strateginya dan juga karena mereka butuh tambahan uang untuk mengambil alih EMC. Lagi-lagi tujuannya, kata dia, demi menjadi nomor satu.

"Ketika kita berbicara tentang nomor satu, itu artinya kita harus jadi nomor satu. Saya tak mau jadi nomor dua, tiga, atau bahkan 15. Tak ada dalam kamus saya. Jika tidak nomor satu, maka saya akan menjualnya," pungkasnya. (rou/ash)