Bisnis Teknologi di Indonesia Tembus Rp 195 Triliun
Hide Ads

Laporan dari Melbourne

Bisnis Teknologi di Indonesia Tembus Rp 195 Triliun

Dewi Rachmat Kusuma - detikInet
Jumat, 23 Sep 2016 09:15 WIB
Foto: detikINET/Achmad Rouzni Noor II
Melbourne - International Data Corporation (IDC) memprediksi, di akhir 2016 ini, lebih dari 60% direktur utama di perusahaan-perusahaan Indonesia akan mendorong digital transformation perusahaan mereka.

Hal ini diperkirakan karena mereka sudah mulai sadar bahwa teknologi informasi (TI) di era digital itu sangat penting. Pertanyaannya, bagaimana cara mereka sadar dan siapa yang membantunya?

"Nah, ini kita bisa bantu, makanya bisnis TI atau pengeluaran biaya IT di Indonesia diprediksi akan meningkat tajam jadi tahun ini," ujar Presiden Direktur Telkomtelstra Erik Meijer dalam sesi wawancara di acara Telstra Vantage 2016 di Melbourne Convention Center, Australia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

IDC mencatat, bisnis TI atau pengeluaran biaya TI akan naik lebih dari 8% tahun ini, sementara investasi di bidang TI di Indonesia akan mencapai lebih dari USD 15 miliar atau sekitar Rp 195 triliun.

"Itu IDC yang menyatakan. Tentunya pertumbuhan seperti ini adalah pasar untuk Telkomtelstra," katanya.

Selanjutnya, kata Erik, pihaknya juga berharap agar perusahaan skala kecil menengah atau UKM juga mulai ikut bertransformasi ke digital sehingga bisa terus berkembang dan melayani konsumen dengan baik.

"Juga pasti UKM akan masuk ke arah sana juga. Cloud juga belum banyak perusahaan yang memakai, kita harap banyak membantu bisnis mereka jadi kita siap untuk itu," ucap dia.

Namun, di sisi lain, masih banyak perusahaan teknologi informasi dari Australia yang ragu untuk bisa berinvestasi di dalam negeri. Telkomtelstra yang merupakan perusahaan patungan antara Telkom dengan Telstra asal Australia mencoba menjembatani.

"Banyak perusahaan Australia ingin ekspansi tapi masih takut masuk Indonesia. Bukan takut alasan tertentu tapi memang mereka nggak ngerti. Apa yang akan dihadapi dan harus dipersiapkan," kata Erik.

"Nah, di sini juga ada faktor bahwa ada Telstra yang bisa melayani mereka di Indonesia menjadi poin yang sangat penting walaupun juga kalau mau buka bisnis baru ya perlu komunikasi," pungkasnya. (drk/rou)