Seperti diketahui, tren VR yang menanjak tak ingin disia-siakan HTC. Sebagai penantang Oculus Rift, HTC menggarap headset VR yang dinamainya Vive. Tak disangka HTC Viva menuai respons positif dari pelaku industri VR. Inilah yang lantas jadi alasan HTC untuk memisahkan divisi VR jadi perusahaan mandiri.
Apalagi kerjasama dengan produsen game Valve yang saat ini memiliki setidaknya 130 juta gamer pengguna di seluruh dunia, disebut CEO HTC Cher Wang menyimpan potensi profit jangka panjang yang sangat menggiurkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, kata Wang, bisnis VR yang digarapnya takkan sebatas game. Ke depannya HTC Vive juga bakal menyasar edukasi, kesehatan, belanja dan industri hiburan.
Tapi apapun itu sebaiknya HTC lebih cepat mewujudkan rencananya, sebab seperti detiKINET kutip dari Phone Arena, Selasa (28/6/2016), nilai saham HTC sudah turun jauh sejak 2011. Ketika itu saham HTC dihargai sampai USD 31, sedangkan sekarang anjlok hingga USD 3,31 saja.
Namun isu soal pemisahan divisi VR berhasil mengkoreksi saham HTC menjadi sebesar 9% lebih tinggi. (yud/ash)