Menurut hasil riset Kantar Worldpanel dari wawancara ekslusif dengan 11 CEO pemain lokal Asia di sembilan negara, salah satunya Mayora dari Indonesia, e-commerce ternyata merupakan satu dari lima elemen penting di balik kesuksesan mereka.
"Faktor memanfaatkan teknologi digital untuk menciptakan kedekatan emosional dengan konsumen, khususnya melalui transaksi penjualan dalam jaringan e-commerce," kata Fanny Murhayati, New Business Development Director Kantar Worldpanel Indonesia, dalam keterangannya, Senin (23/11/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Banyak produk-produk lokal Asia yang sukses dengan mempertahankan penggunaan intuisi yang digabungkan dengan hasil riset dalam proses pengembangan produk. Intuisi ini hanya dimiliki oleh perusahaan di Asia yang benar-benar mengerti kebutuhan konsumen," masih kata Fanny.
Menurut Kantar Worldpanel, secara keseluruhan, para pemain lokal Asia berkontribusi sebesar 74%. Tak hanya itu, para pemain lokal tumbuh dua kali lipat lebih besar dibandingkan dengan para pemain multinasional.
Contohnya, Indonesia dan China. Para pemain lokal di kedua negara ini masih menunjukkan tingkat kontribusi lebih dari 60%. Angka tersebut merupakan pertumbuhan dua kali lipat dibandingkan dengan para pemain global.
"Asia merupakan market yang unik, karena para pemain lokal yang mendominasi lebih banyak dibandingkan dengan para pemain global," timpal Lim Soon Lee, General Manager Kantar Worldpanel Indonesia.
Seperti diketahui, pemerintah Indonesia telah mengeluarkan visi ingin menjadi raja ekonomi digital di kawasan Asia Tenggara dalam lima tahun ke depan. Di sektor e-commerce diprediksi akan memiliki valuasi USD 137 miliar pada 2020 mendatang.
Dari data yang dirilis Ernst & Young menunjukkan pertumbuhan nilai penjualan bisnis online di Indonesia meningkat 40% per tahun. Dengan sekitar 93,4 juta pengguna internet dan 71 juta pengguna smartphone.
Sementara kondisi Indonesia saat ini, bisnis e-commerce dalam setahun terakhir di 2014 tumbuh 50% dengan nilai bisnis mencapai USD 12 miliar. Di akhir 2015 ini, nilai bisnisnya diprediksi bisa mencapai USD 18 miliar.
Sesuai proyeksi, angka ini akan terus melesat jika pemerintah telah mengesahkan peta jalan atau roadmap berupa Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Transaksi Perdagangan Melalui Sistem Elektronik atau e-Commerce menjadi Peraturan Pemerintah (PP).
(rou/rou)