Beberapa riset menyebut bisnis PC melambat pertumbuhannya, bahkan cenderung stagnan. Popularitas smartphone dan tablet menjadi biang keladinya sehingga bahkan ada yang berpendapat terpuruknya bisnis PC tinggal menunggu waktu. Tapi menurut Lenovo, semua itu terlalu dibesar-besarkan.
"Terlalu dibesar-besarkan. Perlu dicatat kalau PC terus berkembang. Lenovo misalnya memproduksi laptop convertible dan sekarang menjadi segmen dengan pertumbuhan tercepat di pasar," kata Nick Reynolds, Chief Marketing Officer Asia Pacific Lenovo dalam wawancara khusus dengan detikINET.
Ya, Lenovo coba berinovasi dengan mengusung desain laptop yang tak begitu-begitu saja. Misalnya pada lini produk laptop Lenovo Yoga, yang bisa diputar penuh dan difungsikan jadi tablet. Menurut Nick, laptop semacam ini ternyata diminati konsumen. Penjualannya saat ini meningkat dua kali lipat dibanding tahun lalu jadi 15 juta unit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lenovo harus menunjukkan produk yang wow. Produk seperti laptop convertible kami memang tidak murah tapi adalah yang terbaik. Kami juga punya tablet pertama dengan proyektor built in," tambahnya.
Lenovo saat ini masih menjadi produsen PC terbesar dunia dengan pangsa pasar sekitar 20%. Di Indonesia, mereka menempati posisi dua berkat raihan market share 19,9%. Dan tentu saja, perusahaan asal China ini ingin menjadi nomor satu di sini.
Ditambahkan Nick kalau situasi ekonomi Indonesia yang belakangan agak melambat pertumbuhannya tak berpengaruh besar bagi bisnis Lenovo. Justru Nick mengklaim kalau pihaknya berhasil mencatat kenaikan pangsa pasar.
Indonesia pun menjadi pasar yang penting bagi Lenovo, baik untuk bisnis PC, smartphone sampai server. "Di sini bisnis PC kami nomor dua, bisnis tablet nomor empat, server nomor dua dan smartphone di sepuluh besar. Kalau smartphone market share kami 5,7%," klaimnya.
Dalam perubahan strategi Lenovo, kini Indonesia ditangani sebagai wilayah bisnis sendiri, tidak lagi bergabung dengan Asia Tenggara. Kedudukannya sama seperti Jepang misalnya. Soalnya, potensi bisnis di sini sangat besar seiring membaiknya taraf ekonomi masyarakat.
"Indonesia sekarang berdiri sendiri karena sangat besar dan sangat penting. Menjadi negara prioritas untuk investasi dan pertumbuhan bisnis. Indonesia bagi kami sama pentingnya dengan Jepang," sebut Nick yang tinggal di Sydney ini.
Indikasi pertumbuhan pesat ekonomi Indonesia menurut Nick adalah makin banyaknya warga kelas menengah. Kelas menengah ini diprediksi akan menghabiskan lebih banyak uang untuk belanja produk teknologi. Tak heran jika Indonesia dan negara Asia Pasifik menjadi sasaran pasar Lenovo.
"Potensinya sangat besar. Dan Asia Pasifik itu mencakup 30% populasi dunia. Nantinya wilayah ini akan menjadi pasar terbesar dan paling makmur dalam 20 tahun ke depan," tutur Nick.
(fyk/ash)