Penjual Sayur pun Pindah ke Kantor Virtual
Hide Ads

Laporan dari Singapura

Penjual Sayur pun Pindah ke Kantor Virtual

- detikInet
Selasa, 16 Sep 2014 14:27 WIB
Ilustrasi (gettyimages)
Singapura -

Prediksi International Data Corporation (IDC) bahwa populasi pekerja mobile akan mencapai 1,3 miliar pada 2015 tak meleset. Setidaknya itu yang dilihat Vice President Asia Pacific Citrix, Rob Willis.

“Ada lonjakan tajam sejak iPad diperkenalkan pada 2011,” kata Wilis dalam keynote speech Citrix Mobility Conference di Singapura, Selasa (16/9).

Wilis mengatakan, sebagian besar perusahaan memang masih berbasis desktop dan sistem operasi Windows. Tapi pengguna aplikasi berbasis iOS dan Android yang rata-rata pekerja mobile juga terus tumbuh.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wilis mengatakan, beberapa perusahaan yang pekerjaan karyawannya sebenarnya jauh dari teknologi pun mulai menerapkan virtualisasi. Willis mencontohkan perusahaan kereta api Rhetian Railways di Swiss.

Kereta mereka kadang menjadi satu-satunya kendaraan yang bisa diandalkan ketika cuaca menjadi terlalu buruk. Perusahaan ini lebih membutuhkan karyawannya berada di lapangan daripada di belakang meja, karena itu mereka memilih produk Citrix seperti XenApp dan NetScaler agar mereka bisa bekerja dari luar kantor.

Kondektur kereta yang juga berfungsi sebagai petugas keamanan dan keselamatan tadinya harus membawa buku manual tebal. Tapi sekarang dia cukup membawa smartphone.

Operasional kereta dan rel juga bisa dipantau dari luar kantor. Respons terhadap masalah juga lebih cepat karena petugas di lapangan bisa mendapat informasi lebih cepat.

Perusahaan Indonesia yang menjual daging dan sayuran grosir secara online, SaveMax, juga memakai Citrix XenDekstop 7.5. Agar bisa merespons permintaan pelanggan dengan cepat, anak usaha Grup Gunung Sewu ini butuh memakai solusi virtualisasi.

Selain memakai komputer thin clien, karyawan SaveMax juga memakai tablet yang membuat mereka leluasa bergerak di gudang stok sambil mengakses informasi. Jika koneksi terputus, maka informasi yang mereka olah akan secara otomatis terkirim ketika kembali terhubung dengan jaringan.

Direktur IS&T Save Max, Joanito Iwan, mengatakan perusahaannya memilih Citrix karena pengalamannya yang panjang dan fitur yang ditawarkan juga cocok. “Model lisensi Citrix lebih ramah secara biaya. Kami akan mengimplementasikan ini bukan hanya di SaveMax tapi juga di semua Grup Gunung Sewu,” ujarnya.

Area Vice President Citrix ASEAN, Mark Micallef menambahkan, solusi virtualisasi yang sama juga dimanfaatkan oleh dokter di Changi General Hospital, Singapura.

“Dokter bisa mengakses rekam medis pasien kapan saja dan memantau kondisi pasien dari jauh,” tandasnya.

(okw/ash)
Berita Terkait