Meskipun datang belakangan dibandingkan raksasa industri lainnya, semisal IBM, namun Cisco melihat peluang untuk terjun di bisnis cloud masih terbuka lebar. Agar tak jauh ketinggalan, maka vendor asal San Francisco itupun bertekad untuk all out.
Cisco, seperti ditegaskan oleh para petingginya di jajaran Asia Pasifik dan Jepang, akan habis-habisan untuk mengejar cuan dari pasar global cloud computing yang diproyeksi mencapai USD 150 miliar di 2014 ini--menurut data riset Gartner.
"Kami akan fokus di cloud dan mobile tahun ini. Dan khusus untuk cloud, kami punya segalanya untuk menang. Layer arsitektur jaringan kami sudah dari awal didesain untuk cloud," kata Scott Brown, Vice President Technology Solutions & Architecture Cisco APJC di Macau.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Raksasa teknologi internet ini juga telah menginvestasikan lebih dari USD 1 miliar untuk memperlebar sayap bisnis cloud yang dirintisnya untuk dua tahun ke depan.
Investasi ini akan digunakan termasuk untuk membangun jaringan cloud berbasis OpenStack bersama para partner. Upaya ini juga untuk mendorong kemajuan layanan Intercloud, dan akan melibatkan seluruh jaringan data center yang ada di perusahaan partner Cisco di seluruh dunia.
Menurut Cisco, nantinya Intercloud itu akan berbasis platform OpenStack yang saat ini sedang populer, dan akan mendukung berbagai macam beban kerja, dengan pengawasan yang super ketat, dan memiliki kemampuan interoperabilitas dengan cloud manapun, baik privat atau publik.
Kompetisi Sengit
Menjanjikan keamanan dalam layanan Cloud memang merupakan tantangan yang cukup besar bagi Cisco. Apalagi Cisco tergolong telat masuk ke pasar yang sudah dikuasai para pemain lama.
Misalnya saja Amazon dan Microsoft, demikian juga dengan Google dan Rackspace. Bahkan Cisco juga akan menghadapi persaingan dengan vendor infrastruktur seperti VMware.
"Kami tak melihat mereka ini sebagai kompetitor. Tapi lebih memandang mereka sebagai bagian dari ekosistem saja. Kami tak berupaya menjadi Amazon, dan kami juga cukup respek dengan apa yang telah dilakukan IBM," papar Scott.
Dengan bantuan para partner ternama semisal Telstra Australia, Dimension Data, Digital Asia, Canada Allstream, Canopy, Ingram Micro, dan masih banyak lagi, Cisco pun merasa sangat optimistis bisa meraih kejayaannya di bisnis cloud.
Layanan cloud yang ditawarkan merupakan ekspansi dari program Cisco Powered. Produk yang ditawarkan termasuk sebuah versi dari optimalisasi SAP Hana untuk Unified Compute System milik Cisco, produk virtualisasi desktop yang dibundel dengan solusi dari VMware dan Citrix, dan sejumlah layanan yang dikembangkan secara in-house untuk mengatasi masalah kolaborasi dan keamanan.
Khusus untuk memperkuat lini produk segmen kolaborasinya, Cisco dalam acara di Macau yang turut dihadiri detikINET, telah menandai babak baru evolusi teknologinya dengan memperkenalkan sejumlah inovasi, seperti desktop Android DX80 dan DX70, IP telephony seri 8800, dan solusi Cisco Collaboration Meeting Room (CMR).
Dari total pasar kolaborasi global yang diproyeksi USD 54 miliar tahun ini, Cisco sejauh ini telah mengantungi pendapatan USD 5 miliar. Namun tidak semua keuntungannya dinikmati karena raksasa jaringan ini langsung mengalokasikan USD 1 miliar di antaranya untuk menggeber riset pengembangan produk berikutnya.
(rou/rou)