CEO DANA Vincent Iswara dalam acara Lenovo CEO Talks mengatakan saat ini Indonesia telah masuk di masa pembayaran 4.0 yang artinya segala transaksi sudah menggunakan digital payment. Sehingga segala bentuk transaksi konvensional ditransformasikan ke bentuk pembayaran yang baru, seperti e-money atau e-wallet.
Tentunya mengubah cara pembayaran dari konvensional menjadi digital memerlukan waktu yang cukup lama, perlu dilakukan berbagai langkah yang tepat dalam mendukung proses tersebut. Vincent juga mengatakan dalam sebuah transformasi ada beberapa hal penting yang harus dilakukan salah satunya infrastruktur digital.
Berkaca dari perusahaan digital payment yang ia pimpin, infrastruktur digital membuat DANA tumbuh lebih cepat, namun masih ada beberapa aspek yang perlu diperbaiki, salah satunya adalah infrastruktur untuk data.
"Nah, akan kita pastikan kalau digitalisasi ini dalam arti semua data akses untuk pengguna, pelanggan, merchant harus ada. Kalau misalkan gak ada sinyal, ya buyar sudah. Ini harus dikembangkan biar infrastrukturnya lebih luas lagi," imbuh Vincent dikutip dari acara Lenovo CEO Talks.
Adapun, lanjut Vincent, meskipun masyarakat sudah memiliki awareness terhadap transformasi digital masih ada faktor-faktor yang masih harus ditangani, salah satunya edukasi. Dirinya pun memberi contoh kepercayaan masyarakat yang menurutnya sebagian besar masih khawatir untuk beralih ke digital seperti khawatir data yang hilang dan bisa diambil, uang digital yang dicuri oleh hacker dan lain sebagainya.
"Selain itu juga friendliness, dalam arti pengalaman digital payment ini harus sangat amat nyaman dan simpel sampai semua pun tidak harus belajar banyak tapi bisa menggunakan," ungkapnya.
Sementara itu, kepercayaan dinilai Vincent menjadi salah satu faktor penting agar masyarakat dapat mendapatkan kenyamanan dan juga keamanan untuk beralih ke digital. Flashback sedikit ke awal DANA pertama kali dibuat, Vincent membeberkan ada berbagai tantangan yang dihadapi untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap layanan digital payment.
Di Indonesia sering terjadi kecenderungan untuk membuat sesuatu yang baru seperti membeli atau menyewa produk dari luar sehingga ada kemungkinan lebih mudah untuk terekspos development-nya hingga data-data si pengembang. Berbeda dengan perusahaan yang ia pimpin yang harus dikembangkan secara lokal, hal ini terlihat dari SDM yang dipekerjakan di DANA merupakan engineer lokal.
![]() |
"DANA itu mempunyai karyawan sekitar 680 orang yang semuanya adalah orang Indonesia. Jadi kita nggak membeli atau menyewa dari luar negeri. Tapi tentu kita membuka peluang untuk adanya kolaborasi atau kerja sama. Nah ini menjadi tantangan tersendiri sih bagi kita sejak hari pertama" jelas Vincent.
Lebih lanjut, Vincent melihat bisnis digital payment di Indonesia punya peluang yang bisa meroket menyusul adanya pandemi yang menyerang Indonesia sejak awal Maret lalu. Ini dikarenakan di masa pandemi masyarakat lebih memilih untuk meminimalisir aktivitas di luar rumah, dan ini membuat kegiatan yang dulu normal dilakukan menjadi berubah 180 derajat dari biasanya.
"Nah banyak nih yang mencoba-coba untuk beralih ke digital. Di situ baru terasa kalau memakai digital itu bisa lebih nyaman dan segala sesuatunya bisa dilakukan dengan digital," tuturnya.
Dari situ pun, lanjut Vincent, banyak masyarakat yang sudah meningkat awareness-nya untuk mulai menggunakan uang digital dalam setiap transaksi. Tentunya hal tersebut diikuti oleh merchant-merchant yang juga mulai berpikir untuk beralih ke digital agar tetap sustainable secara jangka panjang yang memberikan alternatif untuk pelanggan mereka.
Tak hanya masyarakat dan juga pelaku usaha, pemerintah juga melihat digitalisasi ini menjadi sebuah hal yang harus mulai diadopsi. Dirinya mengutip kata-kata dari Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro yang mengatakan digital itu harus menjadi suatu hal yang mainstream bukan hanya menjadi sebuah alternatif.
"Ini menjadi kesempatan bagus bagi semua pemain digital dengan kesadaran masyarakat, pelaku usaha, dan juga masyarakat untuk growing lebih cepat," tutur Vincent.
Peluang ini nampaknya bisa dimanfaatkan oleh generasi milenial untuk memulai suatu bisnis digital yang punya dampak digital besar bagi masyarakat Indonesia. Namun, tentu bukan perkara yang mudah membuat suatu startup digital yang baik, perlu adanya kolaborasi dengan berbagai pihak untuk membuat semuanya terwujud.
Sama seperti Lenovo ThinkBook yang dapat menjadi partner kolaborasi bagi generasi milenial dan Gen Z yang mengenal betul kebutuhan para pengusaha dan pekerja muda. Lewat sebuah perangkat yang mempunyai performa, keamanan, dan juga konektivitas yang dapat mendukung aktivitas para generasi muda yang produktif dengan desain yang modern.
Dikenal sebagai sebuah laptop bisnis, Lenovo ThinkBook adalah teman kerja terbaik untuk seorang CEO, wirausahawan dan pekerja yang membutuhkan sebuah perangkat kelasbisnis yang dapat mendukung kinerja kerja tinggi, sistem pengamanan data yang kuat serta kecepatan pemrosesan data yang optimal.
Dari segi performa, Lenovo ThinkBook disematkan Windows 10 dan prosesor generasi terbaru Intel Core i7 untuk menjalankan berbagai macam pekerjaan sekaligus. Lenovo ThinkBook mengusung layar dengan rasio screen to body hingga 80 persen, sehingga dapat membuat penggunanya lebih fokus dalam pekerjaan karena visual yang jelas.
Selain itu, pengguna tidak perlu susah payah untuk mengaktifkan perangkat ini, karena terdapat fitur smart power on dengan finger print yang memudahkan untuk masuk dan mengunci perangkat.
Soal keamanan, Lenovo ThinkBook dilengkapi dengan fitur yang komprehensif yaitu ThinkShield yang melindungi privasi tanpa mengurangi produktivitas.
![]() |
Lenovo ThinkBook juga mempunyai kualitas video dan audio yang brilian, dilengkapi dengan hot keys khusus untuk menjawab dan mengakhiri conference call hanya dengan menekan satu tombol membuat Lenovo Thinkbook memudahkan penggunanya dalam berkomunikasi untuk menjalin kolaborasi dalam bekerja.
Dari sisi ketangguhan perangkat, Lenovo ThinkBook telah teruji dengan metode MIL-STD-810G. Dari hasil pengujian tersebut, ditemukan laptop ini memiliki ketahanan terhadap getaran dan suhu ekstrem sehingga mampu dioperasikan di berbagai kondisi lingkungan. Sehingga sebuah guncangan atau sedikit benturan dalam perjalanan tidak menjadi masalah untuk Lenovo ThinkBook. Dari hasil uji tersebut juga dapat dipastikan laptop ini cocok untuk dipakai berpindah-pindah tempat kerja.
Terlebih sejumlah profesi seperti programmer, digital marketing, data analyst, dan pekerjaan lainnya yang berada di sektor financial digital tentu membutuhkan kolaborasi yang solid dengan sesama staf maupun antar divisi untuk tetap mencapai target perusahaan maupun pekerjaan. Dengan menggunakan, Lenovo ThinkBook para pekerja di bidang-bidang tersebut dapat melakukan koordinasi secara virtual tanpa hambatan di mana saja.
Penasaran dengan obrolan apalagi yang disajikan di antara Budi Adiputro dan juga Vincent Iswara? Saksikan videonya dalam acara Lenovo ThinkBook CEO Talks dalam tautan video berikut.
(adv/adv)