'Kembalilah, Kami Punya BlackBerry Passport'
Hide Ads

Catatan dari London

'Kembalilah, Kami Punya BlackBerry Passport'

- detikInet
Selasa, 30 Sep 2014 14:13 WIB
ilustrasi (nisa/detikINET)
Jakarta -

Mata publik tertuju pada hajatan BlackBerry yang digelar serentak di Kanada, London dan Dubai. Tak sekadar menjadi panggung penampilan BlackBerry Passport, event 24 November 2014 tersebut menyimpan asa BlackBerry untuk bangkit kembali.

Sangat menarik melihat kemunculan Passport. Smartphone yang sudah cukup lama dinanti ini punya bentuk yang tidak biasa. Layar besar, berwujud kotak persis seukuran paspor sesuai dengan namanya.

Dirancang untuk meningkatkan produktivitas para profesional, Passport menggabungkan layar sentuh dan qwerty keyboard fisik yang menjadi ciri khasnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

BlackBerry mau ambil risiko, mencoba peruntungannya kali ini dengan merilis ponsel yang tampil beda. Seperti diketahui, smartphone saat ini punya bentuk yang semakin memanjang. Sementara Passport memilih untuk melebar.

BlackBerry juga bersikeras mempertahankan keyboard fisik, ketika pasar smartphone saat ini berhijrah ke layar sentuh. Tentu tak mudah membuat orang langsung jatuh hati dengan desain uniknya ini.

Kembali ke Akar

Pada 1999, perusahaan yang dahulu bernama Research In Motion ini sukses membuat tren, membuat para profesional bekerja dengan ponsel mereka. Dengan bisa mengakses email dari mana saja, pengguna terutama kalangan pebisnis menjadi kian mobile dan produktif.

Hingga akhirnya datang generasi terbaru smartphone, tiba-tiba saja BlackBerry terlihat jadul. Citra BlackBerry sebagai pembesut smartphone bisnis tak lagi sama.

Apalagi sejak kemunculan iPhone yang menggoda dengan layar sentuhnya di 2007, disusul kemudian ponsel Android di tahun berikutnya yang kini merajai pasar smartphone. BlackBerry tergusur dari arena kompetisi.

CEO BlackBerry John Chen yang diberi mandat mengembalikan keterpurukan finansial, menyadari mereka sudah ketinggalan menyasar konsumen umum. BlackBerry kini mengalihkan fokus sasaran produknya kembali ke kalangan pebisnis.

Arah fokus itu terlihat jelas pada BlackBerry Passport. Dengan smartphone ini, BlackBerry seolah 'pulang', kembali ke akar bisnisnya sejak didirikan pada 1984, yakni menyasar kalangan korporat.

"BlackBerry Passport diciptakan untuk meningkatkan produktivitas dan menggebrak tren smartphone lebar all touch persegi panjang," ujar CEO John Chen dalam peluncuran Passport di Kanada.

Senada dengan Chen, Chief Operating Officer BlackBerry Marty Beard yang mengawal peluncuran produk terbaru di London, Inggris pun terus menggaungkan misi ini.

"Para profesional adalah akar bisnis kami. BlackBerry akan kembali ke akar bisnis. Kami tidak meninggalkan arena kompetisi ini," sebutnya mantap.

Ditambahkan Marty, BlackBerry punya portfolio yang tak diragukan untuk urusan perangkat yang mendukung produktivitas tinggi. Keahlian mereka memang dalam semua hal berkaitan dengan produktivitas.

BlackBerry Passport seolah menjadi penegasan bahwa BlackBerry belum mati. Sejumlah amunisi disiapkan untuk kembali bertarung di arena persaingan smartphone.

Vice President Global Product Management Device Emerging Solutions BlackBerry Francois Mahieu mengatakan BlackBerry memerlukan sesuatu yang baru dan ikonik, demi memanggil kembali mereka yang sudah berpaling dari BlackBerry.

"Pada dasarnya, kami meminta seseorang yang sudah meninggalkan BlackBerry, kembalilah. Kami juga punya alasan karena kami mendengarkan konsumen kami," ujarnya.

Hajatan selesai digelar, BlackBerry mungkin harap-harap cemas menantikan kabar baik dari upaya mereka. Tak ambil pusing dengan komentar miring, mereka optimistis terus melaju.

Seperti pernah dikatakan John Chen beberapa waktu lalu, butuh waktu, disiplin dan keputusan yang berani untuk kembali merebut kesuksesan BlackBerry, dan BlackBerry mengaku siap menghadapi tantangan tersebut.

Mampukah BlackBerry memanfaatkan momentum Passport untuk kembali berjaya?

(rns/ash)