Konsorsium SEA–US terdiri dari tujuh perusahaan telekomunikasi global, yaitu Telin, Globe Telecom, RAM Telecom International (RTI), Hawaiian Telcom, Teleguam Holdings (GTA), GTI Corporation, dan Telekomunikasi Indonesia International (Telkom USA).
Penandatanganan konsorsium SEA-US dilakukan oleh Presiden Direktur Telin, Syarif Syarial Ahmad bersama perwakilan konsorsium lainnya di Hotel Indonesia Kempinski Jakarta, Indonesia (28/8/2014 ).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pembangunannya diharapkan akan rampung 2016 mendatang," kata Arief. "Dalam konsorsium ini kami jadi leader dengan porsi terbesar, yakni 28,5% dari USD 250 juta itu," paparnya lebih lanjut.
Kabel laut SEA-US ini nantinya akan membentang dari Indonesia ke Amerika Serikat dan menghubungkan lima area dan teritori yaitu Manado (Indonesia), Davao (Filipina), Piti (Guam), Oahu (Hawaii, AS), dan Los Angeles (California, AS). "Ini satu-satunya di dunia. Jika biasanya lewat barat, punya kita ini lewat timur," kata Arief.
Kabel laut SEA-US ini juga memiliki beberapa keunggulan, seperti hambatan yang relatif kecil meski di saat trafik yang padat (lowest latency), posisi kabel yang tidak berada di kawasan gunung berapi dan patahan bumi sehingga probabilitas terkenan bencana alam cenderung kecil, serta rute pembangunan kabel laut hampir 70% ke kawasan Amerika.
"Pusat internet dunia itu ada di Amerika Serikat. Mayoritas trafik internet kita juga 70% lari ke Amerika. Itu sebabnya kami bikin Telkom USA karena kita follow the traffic," papar Arief.
Pada saat beroperasi di 2016 mendatang, sistem kabel laut SEA-US ini melalui koneksi kabel laut Indonesia Global Gateway (Manado-Dumai) akan terintegrasi dengan sistem kabel laut yang telah dimiliki Telin sebelumnya yaitu SEA-ME-WE 5, Asia America Gateway (AAG), South East Asia Japan Cable System (SJCS), Batam Singapore Cable System (BSCS), Dumai Malaka Cable System (DMCS), Thailand-Indonesia-Singapore (TIS) dan sistem kabel domestik lainnya.
"Sehingga akan menciptakan konfigurasi network yang komprehensif yang menghubungkan Asia, Eropa, USA dan Indonesia dengan kualitas yang tak tertandingi yang kami sebut sebagai Indonesia Global Networks," kata Arief lebih lanjut.
Sistem komunikasi kabel laut ini dipastikan mempunyai konektivitas yang stabil dan menjadi satu-satunya sistem kabel laut yang menghubungkan Asia Tenggara dan Amerika Serikat dengan rute yang menghindari wilayah rawan gempa di Asia Timur.
Infrastruktur ini juga akan menyediakan tambahan kapasitas sebesar 20 Tbps, menghubungkan Indonesia dan Filipina ke Amerika Serikat menggunakan teknologi 100G. Dengan kapasitas sebesar ini, diharapkan mampu menampung permintaan bandwidth antara kedua benua tersebut.
(rou/ash)