Pemerintah terus menggenjot pertumbuhan ekonomi digital di seluruh wilayah Indonesia. Terlebih saat ini, nilai ekonomi digital Indonesia menjadi salah satu yang terbesar di ASEAN.
Pada 2024, nilainya sebesar US$ 90 miliar atau setara Rp 1.496,15 triliun. Namun, dalam lima tahun ke depan atau tepatnya pada 2030, diperkirakan akan mencapai Rp 400 miliar atau setara Rp 6.649,63 miliar.
"Ekonomi digital telah tumbuh pesat dan menjadi salah satu yang terbesar di kawasan ASEAN," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dikutip dari CNBC Indonesia, Senin (15/12/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun saat ini, sejumlah daerah mulai menunjukkan perannya sebagai penggerak ekonomi digital regional, seiring meningkatnya adopsi teknologi, pembangunan infrastruktur internet, serta transformasi digital UMKM.
Di Jawa Tengah misalnya, hadirnya inovasi digital seperti Jateng Ngopeni Nglakoni (JNN) dan pembangunan akses internet, berdampak nyata bagi ekonomi daerah. Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pun mencapai 5,37%, melampaui nasional yang sebesar 5,4%. Adapun salah satu kontributor tertinggi adalah sektor informasi dan komunikasi yang tumbuh 9,8%.
"Ketika kita membangun jaringan internet di desa-desa, kunjungan wisata meningkat. Lalu lintas informasi yang dibangun oleh masyarakat, ikut mendorong pertumbuhan ekonomi daerah," papar Kepala Dinas Kominfo Provinsi Jawa Tengah, Agung Hariyadi dikutip dari situs resmi Pemprov Jateng.
Hal yang sama juga terjadi di Bali. Berdasarkan hasil riset terbaru Denpasar Institute, sektor ekonomi digital di Bali semakin berkembang pesat, terutama di bidang e-commerce, pariwisata digital, dan layanan kreatif berbasis teknologi.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali pun mencatat jumlah gerai usaha yang menggunakan QRIS saat ini mencapai 959 ribu atau tumbuh 16 persen secara tahunan.
Transformasi digital pada sektor ekonomi memang menjadi salah satu langkah pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di berbagai daerah. Upaya ini tak lepas dari peran Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI), yang bertugas membangun menara telekomunikasi, Base Transceiver Station (BTS) dan memfasilitasi akses internet VSAT (Very Small Aperture Terminal) di berbagai wilayah. Hadirnya fasilitas ini tak hanya mendukung masyarakat terkoneksi, namun juga membuka peluang ekonomi baru.
Apresiasi Konektivitas Desa Digital
Dalam rangka mendukung ekonomi digital di Indonesia, detikcom bersama BAKTI Komdigi menghadirkan ajang penghargaan 'Apresiasi Konektivitas Digital' sebagai bentuk pengakuan bagi individu, kelompok, ataupun lembaga yang berkontribusi membuka akses digital hingga pelosok negeri. Ajang ini juga menampilkan berbagai kisah inspiratif di balik upaya menghadirkan konektivitas yang merata.
Tahun ini, Apresiasi Konektivitas Digital menghadirkan 13 kategori nominasi, yakni:
- Provinsi Pendorong Ekonomi Digital
- Provinsi Pendukung Akselerasi Konektivitas Digital
- Kabupaten Pelopor UMKM Digital
- Desa Digital Unggulan
- BUMDes Inovatif dalam Bisnis Digital
- Puskesmas Inovatif dalam Digitalisasi Layanan Kesehatan
- Sekolah Teladan Digital
- Pos Pertahanan Pendukung Konektivitas Digital
- Individu Pegiat Literasi Digital di Desa
- Individu Pejuang Internet Masuk Desa
- Individu Konten Kreator Lokal Kreatif
- Komunitas Pendukung Ekonomi Kreatif Digital
- Komunitas Pendorong Internet untuk Rakyat
Adapun pendaftaran nominasi berlangsung hingga 15 Januari 2026 dan proses submission dapat dilakukan melalui laman detik.com/apresiasikonektivitasdigital. Publik juga dapat menghubungi panitia melalui nomor 087888118575 (Alya) dan 081221727327 (Fariansyah) untuk pertanyaan lebih lanjut. Inisiatif ini diharapkan memperkuat kolaborasi antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat dalam mewujudkan pemerataan konektivitas digital di Indonesia.
(akn/ega)