Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi Kementerian Komunikasi dan Digital (Bakti Komdigi), Fadhilah Mathar, menegaskan komitmen pemerintah menghadirkan internet cepat dan merata hingga ke pelosok Indonesia.
Ia menyampaikan bahwa sekitar 2.000 desa yang masih blankspot atau yang sebelumnya tidak ada sinyal internet, akan segera mendapatkan akses internet di bawah arahan Presiden Prabowo Subianto.
Fadhilah menegaskan bahwa pemerataan akses internet menjadi mandat utama Bakti Komdigi, terutama untuk wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T). Ia optimistis, dengan dukungan Kabinet Merah Putih, target pengurangan desa blankspot dapat tercapai dalam waktu dekat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami meyakini di bawah kepemimpinan Bapak Presiden Prabowo dan Kabinet Merah Putih, 2.000 desa di Indonesia yang masih blankspot akan segera teraliri akses internet," ujar Fadhilah dalam sambutan di acara detikcom Awards, Jakarta, Selasa (25/11/2025).
Upaya ini sejalan dengan visi pemerintah menjadikan transformasi digital sebagai tulang punggung pemerataan layanan publik, pendidikan, kesehatan, hingga ekonomi digital nasional.
Kehadiran akses internet Bakti Komdigi ini menyasar daerah-daerah terpencil yang selama ini sulit dijangkau oleh operator komersial.
Detikcom Awards 2025
Fadhilah Mathar meraih Detikcom Awards 2025 sebagai Tokoh Pemerataan Akses Digital Nasional. Penghargaan ini diberikan dalam event Detikcom Awards 2025 yang diadakan di Hotel Westin, Jakarta, Selasa (25/11/2025).
Perempuan yang disapa Indah ini menunjukkan kepemimpinan visioner dalam mempercepat transformasi digital nasional dengan memperluas konektivitas ke wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar).
Di bawah arahannya, Bakti telah menghadirkan akses internet di 27.858 lokasi layanan publik dan menyediakan sinyal telekomunikasi untuk 6.747 desa di seluruh Indonesia, memastikan tidak ada daerah yang tertinggal dalam pembangunan digital.
Ia juga mendorong kolaborasi lintas sektor bersama pemerintah daerah dan pelaku industri untuk mempercepat penyediaan infrastruktur digital di daerah blank spot.
Dengan visi yang jelas dan hasil nyata di lapangan, ia merepresentasikan kepemimpinan yang tidak hanya membangun infrastruktur, tetapi juga memberdayakan masyarakat menuju masa depan digital yang inklusif.
(agt/fyk)











































