Berbagi Kebahagian Dengan 3G
Kamis, 28 Jun 2007 17:15 WIB
Jakarta - Sekumpulan orang sedang asyik bercengkrama di sebuah kafe ruangan terbuka sambil sesekali menyeruput minuman segarnya. Masing-masing nampak sibuk ngobrol dengan ponselnya yang paling mutakhir.Segala aktivitas pun terhenti sejenak saat sesosok wanita cantik melewati mereka dengan perlahan. Tak kuasa mata para pria di tempat itu untuk tak menoleh sejenak demi menikmati pemandangan indah. Tak luput pula tatapan iri menyertai keanggunan wanita itu dari kaum sejenisnya.Mereka tidak tahu, mungkin wanita ini lebih merasa iri melihat keriaan yang terjadi di sekitarnya. Siapa sangka, dengan segala kelebihannya, sang wanita ini ternyata tak bisa menikmati komunikasi layaknya mereka dengan bahasa verbal, suara.Ya, wanita ini memang berbeda. Ia tuna rungu. Lantas, apakah dengan kekurangannya itu ia tak berhak menikmati fasilitas telekomunikasi seperti manusia lainnya?Tidak. Dengan hadirnya 3G di tengah-tengah kita saat ini, kesenjangan itu perlahan-lahan sirna. Setidaknya demikian yang diharapkan Telkomsel bila dilihat melalui tayangan iklan terbarunya yang kita temui di tiap saluran televisi nasional.Wanita itu dengan gembira membuka flip ponsel 3G-nya. Nampak tak sabar untuk bisa segera bercakap-cakap dengan sahabatnya nun jauh di sana, berbagi kebahagiaan. Tidak dengan suara, namun dengan bahasa isyarat nan visual.Tayangan singkat itu menggambarkan betapa 3G bukan tanpa alasan hadir di bumi pertiwi ini. 3G menjadi jawaban atas kesenjangan telekomunikasi selama ini.Menjadi JawabanGambaran tersebut hanya satu dari sebagian yang didambakan Telkomsel. Kehadiran 3G selain menjadi jawaban atas kesenjangan komunikasi suara, juga menjadi harapan atas komunikasi data yang lebih mumpuni.Tak bisa dimungkiri, sangat sulit bagi penduduk yang tinggal di daerah non perkotaan untuk mendapatkan konektivitas internet yang memadai. Jangankan di pedesaan, kadang yang di kota-kota besar pun juga kesulitan.3G diharapkan bisa menjadi jawaban atas semua itu. Direktur Utama PT Telkomsel, Kiskenda Suriahardja, mengemukakan optimismenya bahwa akses pita lebar seluler 3G yang digelar Telkomsel akan menjadi cara baru untuk mengakses internet. Tak sekedar jalur biasa, namun sudah pita lebar alias broadband.Pada dasarnya, penyelenggaraan layanan internet broadband wajib didukung oleh jaringan yang luas dengan jaringan inti yang senantiasa dipersiapkan untuk mendukung implementasi teknologi terkini.Oleh karenanya, Kiskenda menjelaskan, Telkomsel terus mengupayakan inovasi teknologi berkelanjutan terlengkap mulai dari generasi kedua GSM atau 2G seperti Circuit Switched Data (CSD), Global Packet Radio Service (GPRS), Enhanced Data rate GSM Evolution (EDGE), dan generasi ketiga atau 3G berbasis Wideband Code Division Multiple Access (W-CDMA) dan High Speed Downlink Packet Access (HSDPA).Evolusi teknologi GSM tersebut menghadirkan peningkatan kenyamanan bagi pengguna layanan data, di mana pada setiap tahapan implementasi teknologi tersebut memberikan peningkatan kecepatan data yang signifikan, yang mempengaruhi waktu mengunduh (download) data menjadi lebih singkat. Bahkan dengan teknologi berbasis HSDPA diyakini menawarkan kecepatan hingga 3,2 mega bit per detik (Mpbs) atau 50 kali lebih cepat dari sistem dial up internet biasa.Sebelumnya, pada awal hadirnya teknologi GSM berbasis CSD, kecepatan data hanya berkisar 9,6 kbps hingga 57,6 kbps. Seiring dengan percepatan penggelaran jaringan hingga pelosok Indonesia, evolusi teknologi pun bergulir yakni GPRS dengan kecepatan mencapai 100 kbps, EDGE hingga 384 kbps, dan 3G W-CDMA mencapai 2 Mpbs. Bila dilihat dari peningkatan kecepatan layanan datanya, maka sejak mulai hadirnya teknologi GSM berbasis CSD di Indonesia pada 1994 hingga kini berbasis HSDPA, telah meningkat lebih dari 333 kali lipat, dari 9,6 kbps menjadi 3,2 Mbps.Tak akan ada habisnya menceritakan teknologi yang digelar Telkomsel. Namun, dengan segala upayanya dalam melayani pelanggan sedemikian rupa hingga menjangkau seluruh lapisan masyarakat di negeri ini, tak pelak industri telekomunikasi di Indonesia pun menjadikannya panutan dalam memajukan bangsa.
(rou/rou)