Jumlah Operator Seluler RI Sisa 3, Indosat Ungkap Dampak ke Industri
Hide Ads

Jumlah Operator Seluler RI Sisa 3, Indosat Ungkap Dampak ke Industri

Agus Tri Haryanto - detikInet
Kamis, 13 Mar 2025 21:00 WIB
Director & Chief Business Officer Indosat Ooredoo Hutchison (IOH), Muhammad Danny Buldansyah
Director & Chief Business Officer Indosat Ooredoo Hutchison Muhammad Danny Buldansyah. Foto: detikINET/Agus Tri Haryanto
Jakarta -

Jumlah operator seluler eksisting di Indonesia nanti akan berkurang lagi dengan segera rampungnya proses merger XL Axiata, Smart Telecom, dan Smartfren. Adanya konsolidasi kembali di industri telekomunikasi, Indosat Ooredo Hutchison melihat aksi korporasi tersebut sebagai sinyal positif.

Adapun, Indosat Ooredoo Hutchison sebelumnya merupakan dua operator seluler yang bergabung antara Indosat Ooredoo dan Hutchison 3 Indonesia (Tri) pada sejak 2021 dan terlahir dengan entitas baru pada Januari 2022.

Director & Chief Business Officer Muhammad Danny Buldansyah, mengatakan bahwa terjadinya konsolidasi operator seluler tersebut semakin menyehatkan industri. Dengan merger terbaru ini, maka jumlah operator seluler nantinya tinggal menyisakan tiga operator seluler.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau saya bilang industri dengan terkonsolidasi itu semakin sehat, sudah pasti. Mudah-mudahan tidak ada yang baru lagi," ujar Danny ditemui di Gedung KPPTI, Jakarta, Kamis (13/3/2025).

"Menurut saya tiga (operator seluler) cukup ideal, kalau empat (operator seluler) itu cukup banyak. Kita tahu dari enam jadi lima, lima jadi empat, kita lihat saja dari enam ke lima itu semakin (industri) sehat, kalau dari empat dari tiga sekarang saya rasa sehat," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Danny menjelaskan operator seluler saat masih berjumlah empat perusahaan akan sehat kalau pangsa pasarnya merata dengan masing-masing menguasai 25%. Namun ketika itu, pangsa pasarnya masih jauh berbeda satu sama lain.

"Ini yang bikin nggak sehat," ucap Danny.

Dengan mengerucutnya jadi tiga operator seluler, sumber daya frekuensi yang dimiliki tidak jauh berbeda, begitu juga jumlah pelanggannya.

Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mengungkapkan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) telah menyetujui merger XL Axiata, Smart Telecom, dan Smartfren.

Restu itu seiring telah diterbitkannya izin prinsip persetujuan merger oleh Komdigi terhadap aksi korporasi perusahaan telekomunikasi tersebut.

"Ada beberapa persyaratan yang wajib disetujui dan dipenuhi oleh XL-Smart terlebih dahulu baru nanti akan diterbitkan Keputusan Menteri Komdigi yang bersifat final menyetujui Rencana aksi korporasi Merger tersebut," ujar Meutya kepada detikINET, Kamis (6/3) lalu.

Adapun, masing-masing perusahaan akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) terkait penggabungan perusahaan pada 25 Maret 2025. Nantinya, setelah bergabung akan melahirkan entitas perusahaan bernama XLSmart.




(agt/fay)