Masih Panjang, Jalan PGN Menuju Bisnis Telekomunikasi
Selasa, 03 Apr 2007 13:23 WIB

Jakarta - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) masih harus menempuh jalan panjang sebelum dapat terjun ke bisnis telekomunikasi. Dirut PGN Sutikno dalam perbincangan melalui telepon, Selasa (3/4/2007) mengungkap bahwa pihaknya telah memiliki izin dan masih menunggu lisensi penyelenggaraan bisnis telekomunikasi. Saat ditanya lebih lanjut, Sutikno menjelaskan bahwa pihaknya baru mendapat izin dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan jajaran komisaris, namun belum mendapatkan izin sebagai penyelenggara telekomunikasi dari instansi terkait.Jika baru mendapat izin dari internal, bisa dibilang PGN masih harus menempuh proses panjang untuk mewujudkan bisnis telekomunikasinya. Dijelaskan Sutikno, saat ini PGN bersiap mengajukan izin ke instansi terkait. "Kita sudah bentuk anggaran dasarnya dan baru disahkan ke notaris. Nanti kita bawa ke Departemen Kehakiman untuk mendapatkan izin usaha, baru kemudian ke Departemen Kominfo (Ditjen Postel-red) untuk mendapatkan izin penyelenggaraan telekomunikasi," paparnya.Kepala Bagian Umum dan Humas Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi Gatot S Dewabroto, menjelaskan bahwa ada beberapa tahap perizinan yang harus diwujudkan untuk menjadi penyelenggara telekomunikasi."Sesuai ketentuan di modern licensing, syarat untuk menjadi perusahaan telekomunikasi adalah harus mendapatkan izin prinsip, lalu mengikuti sertifikasi ULO (Uji Laik Operasi-red), lalu izin penyelenggaraan," papar Gatot.Sutikno menjelaskan, perusahaan telekomunikasi yang akan didirikan bernama PT PGAS Telekomunikasi Nusantara. Direksinya pun sudah dibentuk yang berasal dari orang dalam PGN.Nantinya, perusahaan telekomunikasi tersebut akan bekerjasama dengan perusahaan telekomunikasi yang sudah ada. "Kita punya infrastruktur fiber optik yang melebihi kapasitas yang dibutuhkan. Kita akan joint venture dengan pihak luar, misalnya Indosat dan Telkom," ujar Sutikno.Saat ini PGN memiliki jaringan serat optik yang dipasang untuk komunikasi pipa. Dari kebutuhan 4 core, dipasang 96 core karena biayanya dinilai tidak jauh berbeda. Oleh karena itu PGN akan memanfaatkan sisanya untuk bisnis telekomunikasi. Saat ini perusahaan telah menyewakan 2 core kepada Indosat.
(nks/nks)