Telkom Bidik Digitalisasi Pembayaran Pemerintahan-Sekolah

Agus Tri Haryanto - detikInet
Kamis, 11 Jul 2024 20:36 WIB
Direktur Enterprise Business PT Finnet Indonesia, Aziz Sidqi. Foto: Agus Tri Haryanto/detikINET
Tangerang Selatan -

Finnet, anak perusahaan Telkom, menargetkan dapat melakukan digitalisasi pembayaran di sektor pemerintahan. Sebab, masih banyak layanan pemerintah yang pembayarannya dilakukan secara manual.

Hal itu menjadi bagian dari rencana Finnet dalam mengembangkan sebagai platform payment gateway terpercaya.

"Kita mau perang itu tidak semua dimasuki, itu sangat tidak efektif, wasting resources. Kita melihat saat ini coba sektor properti, jadi cari yang pemain yang nggak masuk," ujar Direktur Enterprise Business PT Finnet Indonesia, Aziz Sidqi di Bintaro, Tangerang Selatan, Kamis (11/7/2024).

"Kemudian, sektor multi finance itu asuransi, yang meminjamkan untuk pembelian kendaraan. Itu masih ada peluang. Sekolahan juga, seperti bayar SPP masih menggunakan 1-2 bank, kalau ada kami itu gampang bayarnya," jelasnya.

Selain itu, Aziz juga mengincar sektor pemerintahan yang beberapa layanan pembayarannya masih dilakukan manual. Contohnya, bayar nikah KUA dengan cara transfer ke nomor rekening bank tujuan di mana harus mendatangi bank tersebut.

"Kebanyakan pemerintah itu (pembayaran) masih manual, seperti bikin paspor yang manual nanti digital supaya jadi lebih mudah. Kemudian di KUA, orang mau menikah itu bayar manual. Jadi, ada beberapa pembayaran pemerintah itu manual," tuturnya.

Aziz percaya Finnet dapat menggaet sektor-sektor tersebut menjadi kliennya. Terlebih, kata dia, Finnet memiliki kelebihan yang tidak dimiliki pemain sejenis lainnya.

Sebagai informasi, Finnet didirikan pada 2006 dengan fokus menjalankan bisnis di bidang penyedia layanan pembayaran digital. Secara komposisi kepemilikan saham Finnet ini 60% dimiliki Telkom dan Yayasan Kesejahteraan Karyawan Bank Indonesia (melalui PT Mekar Prana Indah) sebesar 40%.

"Sejak tahun lalu, Finnet ingin dikenal semua segmen industri, kalau sekarang dikenal digital telco karena anak Telkom. Padahal, secara kemampuan kami bisa bersaing dan insya Allah lebih bagus dari yang lain," ungkapnya.

"Karena kami BUMN, mudah-mudahan itu jadi salah satu competitive advantage kami dibandingkan kompetitor lain. Untuk mengelola uang negara, masa sama merah putih nggak percaya, swasta apalagi yang asing," pungkas dia.



Simak Video "Video: PT Telkom Buka Suara Terkait Dugaan Kasus Proyek Fiktif Rp 431 Miliar"

(agt/fay)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork