17.000 SSL Speedy dan 13 BTS Flexi Mati Total
Hide Ads

Banjir Jakarta

17.000 SSL Speedy dan 13 BTS Flexi Mati Total

- detikInet
Sabtu, 03 Feb 2007 03:25 WIB
Jakarta - Telkom nampaknya musti kerja ekstra keras akhir pekan ini. Selain lumpuhnya 83.302 saluran telepon, kini 17.000 satuan sambungan layanan (SSL) Speedy beserta 13 BTS (Base Transceiver Station) Flexi mati total. Vice President Public and Marketing Communication PT Telkom, Muhammad Awaluddin mengungkapkan, layanan Speedy Siemens yang memiliki kapasitas maksimal 17.000 SSL tersebut dilaporkan mati semua tanpa kecuali. Sama halnya dengan 13 BTS Flexi tersebut."Sedangkan Speedy Alcatel di STO (Sentral Telepon Otomat, red) Slipi masih dilaporkan beroperasi dan Speedy Huawei yang terkena gangguan sekitar 2.000 SSL," ungkapnya dalam keterangan tertulis yang diterima detikINET, Sabtu (3/2/2007).Menurut Awaluddin tumbangnya layanan Speedy dan Flexi itu terjadi karena matinya catuan listrik yang disebabkan banjir besar, yang menyerang STO Semanggi II di Jalan Gatot Subroto Kav 42 tersebut."Sementara itu IP Server yang dicatu oleh Data Center Semanggi juga dalam kondisi mati total," ujarnya lagi. Layanan berbasis protokol Internet (IP) umumnya digunakan oleh pelanggan korporasi.Ia menguraikan, layanan-layanan data dan Internet Telkom yang berbasis IP yang lumpuh, antara lain seperti IP VPN yang mencatu ke STO Semanggi II, IP server, layanan Host to Host, web hosting, VPN Dial, Hotspot, dan node Infonet.Daerah-daerah yang mencatu ke STO Semanggi II meliputi area Jalan Gatot Subroto, Jalan Jenderal Sudirman (sisi timur), Jalan Rasuna Said (kiri-kanan), Jalan Gatot Soebroto (dari Plasa Semanggi hingga RS Medistra), Polda Metro sampai kuningan, Karet Pedurenan dan sekitarnya, Widya Candra, Jalan Tulodong, serta Jalan Kapten Tendean.Para petugas Telkom, menurut Awal, sedang berusaha keras untuk menormalkan kondisi perangkat secepat mungkin. "Atas terjadinya gangguan tersebut, Telkom menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya kepada para pelanggan, khususnya pelanggan korporasi sebagai pengguna utama komunikasi data. Kejadian ini tentunya di luar kehendak kita semua," ia menandaskan. (rou/rou)
Berita Terkait