Kalau Kominfo Pakai Cara Lama, Maaf Operator Nggak Sanggup Gelar 5G di RI

Agus Tri Haryanto - detikInet
Selasa, 05 Mar 2024 13:30 WIB
Ilustrasi operator seluler kesulitan mengembangkan jaringan 5G di Indonesia. Foto: Shutterstock
Jakarta -

Layanan internet 5G sudah diluncurkan ke publik sejak pertengahan 2021, namun hingga saat ini pengembangannya seakan jalan di tempat. Operator seluler mengungkapkan investasi yang besar membuat mereka susah memperluas cakupan sinyal 5G di Indonesia.

Hal itu dikeluhkan Presiden Direktur dan CEO XL Axiata Dian Siswarini dalam acara CNBC Indonesia, Tech & Telco Summit 2024, Jakarta, Selasa (5/3/2024).

"5G itu kan sudah di depan mata ya, dan 5G memerlukan bandwidth yang luar biasa besar. Jauh lebih besar daripada 3G maupun 4G. Jadi, kalau adopsi cara dengan menghitung spektrum 4G, mungkin di antara saya (XL Axiata), Indosat, dan Telkomsel itu nggak ada yang mampu yang mengimplementasikan 5G," ujar Dian.

Sebagai informasi, untuk menghasilkan layanan internet 5G maka dibutuhkan setidaknya minimal 100 MHz, dimana saat ini operator seluler Indonesia belum memiliki modal spektrum frekuensi sebesar itu.

Adapun, jika dilihat secara keseluruhan kepemilikan spektrum frekuensi, Telkomsel yang paling besar tapi baru mencapai 72,5 MHz. Itu artinya, menghadirkan internet 5G dibutuhkan lebih banyak frekuensi lagi, sebab yang ada saat ini terbagi dengan penggunaan layanan 2G dan 4G.

"Karena memang kebutuhan bandwidth yang luar biasa besar. Itu tantangannya, supaya nanti kita sama-sama bisa mengimplementasikan 5G, sehingga Indonesia bisa memanfaatkan 5G banyak sekali kebutuhan, terutama kebutuhan industrialisasi," jelas Bos XL Axiata.

"Kami mohon, nanti untuk 5G (kepada Kominfo-red) perhitungannya bisa berbeda. Begitu ya, Pak Ismail (Dirjen SDPPI Kementerian Kominfo)," curhat Dian kepada Ismail yang berada di tempat yang sama.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) tengah menyiapkan dua band untuk kebutuhan layanan telekomunikasi, yaitu di pita frekuensi 700 MHz dan 26 GHz.

Sebagai informasi, frekuensi 700 MHz yang sebelumnya dipakai untuk penyiaran analog, kini menghasilkan digital dividen 112 MHz setelah diterapkannya penghentian siaran TV analog dan dialihkan TV digital atau dikenal dengan Analog Switch Off (ASO). Dari 112 MHz itu, 2 x 45 MHz atau 90 MHz dialokasikan untuk layanan telekomunikasi.

Adapun, frekuensi 26 GHz yang rencana akan dilelang oleh Kominfo ini memiliki lebar pita 2,7 GHz. Dari keempat operator seluler yang beroperasi, yaitu Indosat Indosat Ooredoo Hutchison, Smartfren, Telkomsel, dan XL Axiata, semuanya menyatakan minat mengikuti lelang frekuensi 700 MHz dan 26 GHz.

Terkait penggunaan kedua spektrum tersebut, Kominfo menyerahkan kepada operator seluler, baik untuk meningkatkan kualitas 4G atau mengembangkan 5G.



Simak Video "Video: Spektrum 7,5 MHz Harus Dikembalikan ke Negara Setelah XL Axiata-Smartfren Merger"

(agt/fay)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork