Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) meluncurkan Satelit Republik Indonesia 1 (Satria-1) pada 18 Juni 2023 lalu. Empat bulan kemudian yakni pada 30 Oktober 2023, satelit multifungsi milik pemerintah ini dinyatakan telah sukses mengorbit di luar angkasa.
Adapun peluncuran satelit ini, sebagaimana yang disampaikan oleh Menteri Kominfo Budi Arie Setiadi, ditujukan untuk mendorong pemerataan pembangunan infrastruktur digital di seluruh Republik Indonesia, terutama di daerah pelosok.
"Kita kan negara luas, penggunaan teknologi satelit lebih penting buat kita," kata Budi beberapa waktu lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk diketahui, Satria-1 merupakan satelit terbesar se-Asia dan tercatat menjadi yang terbesar nomor lima di dunia. Satria-1 merupakan satelit geostasioner yang mengorbit pada ketinggian 36.000 kilometer dari permukaan bumi. Satelit ini membutuhkan waktu sekitar 150 hari untuk menuju orbitnya, sebelum kemudian menjalani rangkaian proses uji.
Sesampainya di orbit, akan dilakukan serangkaian persiapan, termasuk menyiapkan stasiun di Bumi untuk menerima sinyal. Adapun seluruh stasiun di Bumi, nantinya akan berlokasi di 11 kota di Indonesia.
Adapun salah satu stasiun terletak di Cikarang, Jawa Barat. Stasiun ini menjadi stasiun pengendali satelit utama dan pusat operasi jaringan (Network Operation Center). Sementara itu, stasiun kontrol satelit cadangan terletak di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Stasiun pengendali difungsikan untuk mengatur satelit agar tetap pada orbitnya.
Adapun sembilan stasiun lainnya tersebar di sembilan kota di Tanah Air, meliputi Batam, Pontianak, Tarakan, Manado, Kupang, Ambon, Manokwari, Timika, dan Jayapura. Diharapkan, layanan konektivitas Satria-1 dapat dirasakan masyarakat pada Januari 2024.
Budi menyambut gembira keberhasilan Satria-1 telah mencapai slot orbit. Satria-1 akan memancarkan akses internet sekitar 5 Mbps per titiknya.
"Kapasitasnya (Satria-1) kan 150 Gbps, kalau dibagi sekitar 30 ribu titik itu jadi 5,5 Mbps per titiknya. Negara kita kan luas, jadi penggunaan teknologi satelit menjadi penting bagi kita," pungkas Budi.
(prf/ega)