Memanfaatkan media sosial dalam berwirausaha, tentunya penting menyuguhkan sebuah foto produk, supaya calon pembeli mengerti apa barang yang ditawarkan. Jadi tidak hanya mengandalkan penjelasan di caption saja.
Cuma masalahnya, bagaimana membuat foto produk yang menarik? Apalagi sebagai pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), kita tidak memiliki perlengkapan dan peralatan fotografi yang profesional.
Mau tidak mau kalian dituntut untuk lebih kreatif. Dengan begitu, meskipun alatnya seadanya, tapi bisa menghasilkan jepretan yang luar biasa.
Baca juga: Pangkep Menatap Peluang UMKM Go Digital |
Lantas bagaimana foto produk dengan alat seadanya, sebelum nantinya dipromosikan ke media sosial? Kebetulan detikINET mendapatkan tips cara melakukannya.
Tips Foto Produk
Jadi belum lama ini detikINET berkesempatan menyambangi salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan. Wilayah yang didatangi ini bernama Pangkajene dan Kepualauan (Pangkep).
Pangkep merupakan wilayah terakhir yang dibidik Kominfo, untuk diberikan pelatihan UMKM Go Digital. Jadi ada program bertajuk Digital Entrepreneurship Academy (DEA), yang memiliki materi-materi ciamik agar usaha warganya berkembang.
Nah di sela-sela acara, detikcom berbincang-bincang santai dengan Andi Jamiati Paramita, Instruktur DEA dari Kala Institute. Di sini, perempuan yang akrab disapa Mita ini pun membeberkan materi yang diajarkannya terkait foto produk.
Pertama-tama, Mita mengatakan untuk memperbanyak referensi. Dirinya mengingatkan, kalau rujukan konten saat ini sudah banyak tersedia di internet, contohnya seperti di YouTube, Instagram, dan TikTok.
"Jangan berharap dari satu sumber, tapi cari sebanyak-banyaknya. Jadi misalnya produknya abon, carilah merek-merek abon di social media, oh cara fotonya yang menarik seperti ini. Cobalah untuk amati, tiru, modifikasi. Jangan sama persis," kata Mita.
Menurutnya, kalau tidak dimodifikasi, kreativitas tidak keluar. Hal ini mengingat, kata Mita, biasanya dari situ bakal keluar ide-ide baru yang bagus.
Tapi ia menegaskan, ketika akan mengambil gambar, pastikan produknya lebih menonjol daripada ornamennya. Jadi informasi yang disampaikan jelas, bahwa penjual memang ingin memperlihatkan produknya.
"Jadi kalau dia jualan kue kering, ya kuenya yang harus lebih on point dibandingkan ornamen-ornamen lainnya," ucapnya.
Terkait pemilihan warna untuk makanan, Mita menyebutkan biasanya yang digunakan ialah kuning, mustard, putih, atau hijau muda dengan tambahan elemen-elemen sesuai dengan produknya.
Foto Produk Sudah, Terus Apa Lagi?
Kemudian setelah foto sudah jadi, apa yang sebaiknya dilakukan? Jawabannya tentu jangan dibiarkan tersimpan di galeri, tetapi langsung di publish.
"Publishnya jangan sekaligus. Publishnya dikasih waktu, misalnya bikin jadwal, setiap hari Senin mau posting gambar yang mana, hari Rabu gambar yang mana, hari Jumat gambar yang mana," jelas Mita.
Kendati begitu ia juga mengingatkan supaya tidak melulu posting soal produk jualan. Para pelaku UMKM bisa menyelinginya dengan konten lain tapi masih berhubungan dengan barang dagangan.
Jadi katanya, setiap hari selalu ada konten. Lanjut, Mita menjelaskan, sehingga trafiknya bisa keliatan dan jadi tau calon pembeli lebih suka liat yang mana.
"Jadi pembeli bisa tahu, oh ternyata UMKM ini aktif produksi barangnya, produknya. Jadi bisa dibeli," terangnya.
Ini menjadi sangat penting, karena bila postingan di media sosialnya tidak aktif, pembeli akan berpaling. Mereka bakal mencari penjual lain yang lebih aktif memberikan informasi produknya.
"Nggak perlu setiap hari posting tentang produknya. Bisa kayak hari pertama posting produk, hari kedua tips trik bagaimana sih caranya memilih bahan-bahan yang baik untuk produk ini," tambahnya.
Terakhir, Mita membeberkan kalau trend saat ini memang lebih mengarah ke konten video. Hanya saja dirinya bilang kalau foto tidak kalah menarik, dan bisa dieksplorasi lebih jauh lagi.
"Untuk fotonya sendiri sebenarnya yang penting produknya ter-highlight, jelas nih kamu mau jual apa, kandungannya apa, kemasannya seperti apa. Kayak gitu," pungkasnya.
Terkait Pelatihan DEA
Sebagai tambahan informasi, pelatihan DEA yang tadi disebutkan di atas, merupakan kerja sama antara BBPSDMP Kominfo Makassar, Bakti Kominfo, Bea Cukai Makassar, dan Pemda Kabupaten Pangkep.
Acaranya dilaksanakan dari tanggal 28-29 November. Lokasinya berada di Gedung Serbaguna Dewakang, Kabupaten Pangkep.
Selama dua hari, sebanyak 150 peserta mendapatkan materi dasar untuk memahami pola pikir berwirausaha, dan meningkatkan kemampuan digitalisasinya. Di sini juga diajarkan bagaimana mengenal dan merancang model bisnis, perencanaan bisnis dan profit plan, memanfaatkan teknologi digital untuk membangun bisnis, memasukkan bisnis ke dunia digital, pemasaran digital, dan membuat konten promosi.
Sebelum hadir di Pangkep, pelatihan ini telah hadir wilayah lain seperti Bone, Sinjai, Jeneponto, Luwu Utara, dan Enrakeng. Nah Pangkep merupakan lokasi terakhir yang dibidik.
Kata Tasmil, PIC DEA Balai Besar Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penelitian (BBPSDMP) Kominfo Makassar, semua materi itu mengadopsi kurikulum yang sudah dirancang oleh BBPSDMP. Ada tiga hal yang menjadi fokus utamanya, yakni level paling bawah pembentukan mindset, lalu penguasaan skillset, dan terakhir toolset.
Simak tulisan menarik lain soal Pangkep di tapalbatas.detik.com.
Simak Video "Pelatihan DEA: Digitalisasi UMKM di Kabupaten Pangkep"
(hps/fay)