Mengenal Digital Entrepreneurship Academy, Pelatihan UMKM di Pangkep
Hide Ads

Special Feature Bakti Kominfo

Mengenal Digital Entrepreneurship Academy, Pelatihan UMKM di Pangkep

Panji Saputro - detikInet
Jumat, 08 Des 2023 08:20 WIB
UMKM di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan mendapatkan pelatihan go digital bertajuk Digital Entrepreneurship Academy. Acara ini hasil kerja sama antara BBPSDMP Kominfo Makassar, Bakti Kominfo, Bea Cukai Makassar, dan Pemda Kabupaten Pangkep.
Mengenal Digital Entrepreneurship Academy, pelatihan UMKM di Pangkep. (Foto: Chelsea Olivia/detikcom)
Kabupaten Pangkep -

Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, ternyata memiliki puluhan ribu pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Namun mirisnya, belum banyak dari mereka yang memberdayakan teknologi terkini untuk memasarkan produknya.

Tidak sedikit dari mereka yang terperangkap dengan cara lama. Mereka teperdaya promosi usang, yang jelas-jelas tidak membuat usahanya berkembang.

Makanya, selain karena masuk dalam wilayah kerja Bakti Kominfo, minimnya literasi digital di Pangkep, juga menjadi alasan dihadirkannya Digital Entrepreneurship Academy (DEA). Harapannya para pelaku UMKM lebih melek teknologi, dan memanfaatkannya demi meningkatkan ekonomi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lantas apa itu DEA, dan bagaimana materi di dalamnya? Berikut penjelasan singkat DEA, sebagaimana informasi yang diterima detikcom dari Agung Harimurti, Kepala Balai Besar Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penelitian (BBPSDMP) Kominfo Makassar.

Apa Itu Digital Entrepreneurship Academy?

UMKM di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan mendapatkan pelatihan go digital bertajuk Digital Entrepreneurship Academy. Acara ini hasil kerja sama antara BBPSDMP Kominfo Makassar, Bakti Kominfo, Bea Cukai Makassar, dan Pemda Kabupaten Pangkep.UMKM di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep) mendapatkan pelatihan go digital bertajuk Digital Entrepreneurship Academy. Foto: (Chelsea Olivia/detikcom)

Agung mengungkapkan bahwa DEA sebenarnya beasiswa pelatihan. Kegiatan positif ini merupakan salah satu akademi, dari program bernama Digital Talent Scholarship (DTS).

ADVERTISEMENT

Setidaknya ada delapan akademi yang terdapat di DTS. Ia menyebutkan, di antaranya ada akademi untuk lulusan angkatan kerja muda, SMK, universitas, fresh graduate academy, wirausaha muda seperti di DEA, pimpinan pegawai negeri, profesional, kemudian sektor khusus.

"Nah DEA yang sedang kita helat di Pangkajene dan Kepulauan adalah pelatihan yang berbasis beasiswa, untuk para wirausaha muda atau ibu rumah tangga," terang Agung.

Di sini, kata Agung, BBPSDMP Kominfo Makassar, punya peran penting mulai dari terselenggaranya acara hingga pelatihan berakhir. Dirinya menjelaskan, dari pihaknya terus mendampingi mulai dari pendaftaran para peserta, proses akurasi, pemberian materi, penilaian, absen, dan sertifikasi.

"Jadi kami dari a sampai z-nya pelatihan itu yang kami handle, kemudian Bakti memilih Pangkep ini karena wilayah infrastruktur Bakti," tambahnya.

Materi Pelatihan Digital Entrepreneurship Academy

UMKM di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan mendapatkan pelatihan go digital bertajuk Digital Entrepreneurship Academy. Acara ini hasil kerja sama antara BBPSDMP Kominfo Makassar, Bakti Kominfo, Bea Cukai Makassar, dan Pemda Kabupaten Pangkep.Tasmil, PIC DEA BBPSDMP Kominfo Makassar. Foto: (Chelsea Olivia/detikcom)

Sementara itu, Tasmil, PIC DEA BBPSDMP Kominfo Makassar, turut memaparkan apa saja materi yang diberikan selama pelatihan. Ia mengatakan, kajiannya mengadopsi kurikulum pelatihan dari balai.

Di dalamnya mengimplementasikan materi bertingkat. Tasmil menyebutkan level terbawah ialah pembentukan mindset, lalu masuk penguasaan atau disebut juga skillset, dan paling atas ada toolset.

1. Mindset

Menurut Tasmil ini penting ditanamkan kepada pelaku UMKM. Alasannya sendiri supaya mereka lebih tau bagaimana cara mengembangkan usahanya.

"Contoh misalnya, salah satu materi pelatihan di mindset itu adalah bisa tidak peserta membedakan antara pedagang dengan wirausaha. Kalau pedagang mungkin menjual saja, membeli dan menjual barang, ketika mereka mendapat untung yaudah," katanya

Padahal, Tasmil melanjutkan, ada beberapa hal yang harus dimiliki para wirausahawan. Dirinya memberi contoh lagi, mereka yang menjalankannya harus bisa berinovasi, memanfaatkan peluang, dan menciptakan produk baru.

"Hal-hal ini tentunya akan ditanamkan kepada para peserta, sehingga mereka paham bahwa seperti ini namanya entrepreneurship (berwirausaha)," jelas Tasmil.

2. Skillset

Setelah para peserta mengerti akan mindset berwirausaha, lalu diberikan pemahaman soal pemanfaatan teknologi. Jadi materi skillset mengarahkan mereka, kepada pentingnya menggunakan media sosial hingga market place.

Namun tidak melupakan keterampilan lain, bagaimana mengenali usahanya sendiri. Nah kata Tasmil, materi tersebut ada di skill set.

"Ada materi namanya Business Model Canvas (BMC). Di situlah diajarkan kepada peserta untuk mereka memahami tentang usahanya. Bagaimana mengevaluasi segmentasi pasar, mengevaluasi produknya, meningkatkan value produknya, dan mengenalkannya kepada konsumen," ungkap Tasmil.

Tetapi tidak hanya itu saja pembelajaran yang diperoleh peserta. Tasmil menambahkan, ada materi lain seperti bagaimana mereka menghitung cost, dan membangun mitra demi keberlangsungan usahanya.

"Termasuk pembuatan konten. Oke selama ini mereka sudah bisa membuat konten, posting-posting di Facebook di Instagram, tapi tau nggak mereka tentang teknik. Teknik copywriting misalnya," tuturnya.

Jadi di sini peserta akan diarahkan membuat header atau caption menarik. Tak lupa juga membuat foto produk dengan alat seadanya.

3. Toolset

"Masuk ke toolset. Si pesertanya sudah paham cara membuat konten. Tapi bagaimana optimasinya?," tanya Tasmil.

Di sinilah pengajar memperkenalkan beberapa pendekatan. Peserta bakal diberikan metode-metode baru, supaya konten mereka di Facebook dan Instagram jangkauannya lebih besar lagi.

"Diajarkanlah dengan metode SEO (Search Engine Optimization), diajarkan lah dengan teknik mengiklan," ucap Tasmil.

Tasmil meneruskan, para pelaku UMKM yang ikut pelatihan DEA juga diberikan ilmu soal membuat profil bisnis. Di dalamnya mereka diajarkan memposting produk di Google bisnis, dan membuat titik lokasi usaha.

"Tapi tidak cukup dengan itu. Butuh optimasi. Optimasinya itu salah satunya membuat iklan Google Ads, Facebook Ads, Instagram Ads. Itu perlu. Itu di materi toolset," tambahnya.

Materinya Padat, Kurasainya Ketat

UMKM di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan mendapatkan pelatihan go digital bertajuk Digital Entrepreneurship Academy. Acara ini hasil kerja sama antara BBPSDMP Kominfo Makassar, Bakti Kominfo, Bea Cukai Makassar, dan Pemda Kabupaten Pangkep.UMKM di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep) mendapatkan pelatihan go digital bertajuk Digital Entrepreneurship Academy. Foto: (Chelsea Olivia/detikcom)

Pangkep sendiri merupakan lokasi terakhir diadakannya DEA tahun ini. Tasmil membeberkan, sebelumnya pihaknya telah menyelenggarakannya di lima kabupaten di Sulawesi Selatan.

Wilayah yang dimaksud ialah Kabupaten Bone, Sinjai, Jeneponto, Luwu Utara, dan Enrekang. Hanya saja skema pembelajaran yang diterapkan berbeda.

Untuk tiga kabupaten pertama di Bone, Sinjai, dan Jeneponto itu langsung masuk ke skema goal. Materinya lebih advance lagi, karena mengacu pada toolset.

Sedangkan di Luwu Utara, Enrekang, dan Pangkep menggunakan skema prospek. Isinya materi dasar soal mindset dan skillset. Baru nanti dari sini sebanyak 20 peserta berhak melaju ke skema goal, setelah melewati proses akurasi yang cukup ketat.

"Dan durasi pelatihannya berbeda. Kalau ini kan (prospek) dua hari, dan ditambah pendampingan lagi secara online via zoom paling singkat dua minggu," ucap Tasmil.

Pendampingan di sini maksudnya pemberian materi, yang belum sempat diajarkan selama pelatihan dua hari. Kata Tasmil, itu termasuk materi tambahan di luar ilmu kewirausahaan.

"Itu akan kita berikan nanti. Contoh, pemanfaatan tools ada chatGPT. Jadi memanfaatkan AI. Ini kan manfaatnya banyak dan membantu sekali pembuatan konten," ungkapnya.

Cuma untuk pelaksanaan skema goal baru terealisasikan pada tahun 2024. Jadi sementara ini, setelah pelatihan dua hari di Gedung Serbaguna Dewakang berakhir, akan ada pendampingan dan baru nantinya penilaian.

"Jadi kita rencanakan tahun depan, dan kurasi ya tahun depan juga. Kita udah ada database peserta pelatihan. Tinggal kita milih-milih aja," pungkasnya.

Simak tulisan menarik lain soal Pangkep di tapalbatas.detik.com.




(hps/afr)