Jurus Kominfo Agar Bisnis Telekomunikasi Makin Berkembang
Hide Ads

Detikcom Leaders Forum

Jurus Kominfo Agar Bisnis Telekomunikasi Makin Berkembang

Rachmatunnisa - detikInet
Kamis, 24 Agu 2023 13:51 WIB
detikcom Leaders Forum
detikcom Leaders Forum. Foto: Dea Duta Aulia/detikcom
Jakarta -

Demi memenuhi ekspektasi konsumen di sektor informasi dan telekomunikasi yang terus meningkat, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyampaikan pentingnya kolaborasi di antara semua stakeholder.

"Intinya kolaborasi, bagi tugas. Masing-masing kita ini punya peran yang tidak bisa tidak, harus involve terhadap kondisi ini," kata Dirjen SDPPI Kementerian Kominfo, Ismail saat berbicara di acara Detikcom Leaders Forum 'Arah Industri Telekomunikasi Indonesia', Kamis (24/8/2023).

Pemerintah, menurutnya, dalam hal ini KementerianKominfo, tak bisa berpangku tangan saja melihat perubahan situasi di industri telekomunikasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami harus membuat sebuah situasi, kondisi, yang regulasinya tidak menghalang-halangi, tapi justru memberikan akselerator, memudahkan, memberikan kesempatan inovasi-inovasi, langkah-langkah bisnis yang akan dilakukan oleh telco operator," jelasnya.

Ismail melanjutkan, pemerintah juga harus ikut menjaga hal-hal dari 'gangguan' terkait masalah keamanan. Menurutnya, pemanfaatan ICT untuk hal-hal yang bersifat negatif salah satunya membuat industri ini makin tertekan.

ADVERTISEMENT

"Karena di setiap implementasi ICT atau teknologi baru ini adanada manfaatnya, ada produktivitasnya, tapi hadir juga dark side-nya, hal-hal negatifnya yang nanti akan men-discourage industri," sebutnya.

Penyebaran hoax, terjadinya berbagai penipuan, dan kejahatan cyber lainnya, tak dapat dipungkiri akan menghantui perkembangan industri ICT.

"Pemerintah gak boleh diam saja, dalam kondisi ini harus bertindak dengan berbagai instrumen hukum, regulasi, penegakan hukum, sistem, dan sebagainya yang dimiliki," kata Ismail.

Tak kalah pentingnya adalah membangun kultur pengguna. Menurutnya, hal ini penting sekali karena ini tugas berat dan pemerintah harus ikut turun.

"Nah disitu harus ada upaya membangun kultur, membangun digital talent dan sebagainya. Dan tadi, menghematkan, memberikan 'insentif-insentif' dengan menjaga regulatory cost. Banyak kerjaan di pemerintah. Istilah saya, kalau gak bisa support minimal jangan ganggu. Tapi kalau bisa ya support dong," jelasnya.


Perubahan Industri ICT

Kepada operator telekomunikasi, Ismail mengingatkan bahwa industri ICT kini telah berubah bisnis modelnya, sehingga operator sebagai bagian dari infrastruktur harus selalu relevan memenuhi kebutuhan konsumen.

"Industri ICT ini berubah bisnis modelnya dari yang dulu semua telco centric, semua bergantung infrastruktur, sekarang nggak lagi. Justru infrastruktur yang harus mengikuti kebutuhan pemanfaatannya," ujarnya.

Operator telekomunikasi, sebutnya, harus bereaksi terhadap perubahan kondisi ini. Ada dua kata kunci yang menurutnya penting diingat oleh perusahaan telekomunikasi, yakni mempertahankan kualitas dan sustainability industri ICT.

"Karena kalau tidak kualitas dipertahankan yang di atas teriak terus, kurang terus, demanding dengan butuhnya kualitas. Dan yang kedua, kalau mempersiapkan kualitas, CAPEX bertambah, OPEX bergerak, dan seterusnya teknologi juga tetap dibayar mahal. Sustainability industri ini bagaimana?," ungkapnya.

Jawabannya menurut Ismail tentu saja bisa bermacam-macam, namun salah satunya adalah perubahan dari perusahaan telekomunikasi menjadi perusahaan digital company.

"Dia berubah supaya teman-teman (perusahaan) telco ini sustain, dapat pendapatan baru yang kira-kira yang tidak tradisional, gak cukup jualan bandwidth saja. Bagaimana bisa jualan solusi, bagaimana menarik market sehingga bisa mendapatkan pendapatan baru untuk kebutuhan investasi," katanya.




(rns/fyk)