Operator seluler Indosat Ooredoo Hutchison, Telkomsel, dan XL Axiata buka suara terkait dugaan kebocoran data registrasi SIM card prabayar.
Kasus ini bermula akun bernama Bjorka mengunggah memiliki data sebanyak 1.304.401.300 berukuran 87 GB itu berisikan NIK, nomor ponsel, provider, dan tanggal registrasi, kemudian dia jual di forum Breaced.to.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Indosat Ooredoo Hutchison
Disampaikan SVP-Head of Corporate Communications Indosat Ooredoo Hutchison, Steve Saerang, memastikan keamanan data pelanggan miliknya sesuai dengan standar yang berlaku.
"IOH memiliki penyimpanan data pelanggan sendiri dan kami juga memastikan keamanan data pelanggan dengan mengikuti standar ISO 27001," ujar Steve.
Telkomsel
Terkait dugaan kebocoran data registrasi SIM card prabayar ini, Telkomsel membantah kalau itu berasal yang dikelolanya. Hal ini telah dipastikan sesuai pemeriksaan awal dari internal Telkomsel.
"Telkomsel memastikan dan menjamin hingga saat ini data pelanggan yang tersimpan dalam sistem Telkomsel tetap aman dan terjaga kerahasiaannya. Telkomsel secara konsisten telah menjalankan operasional sistem perlindungan dan keamanan data pelanggan dengan prosedur standard operasional tersertifikasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku di industri telekomunikasi di Indonesia," ungkap Vice President Corporate Communications Telkomsel, Saki Hamsat Bramono.
Adapun Telkomsel menyatakan siap untuk melakukan koordinasi langsung dengan seluruh pihak terkait guna memastikan tindak lanjut bersama dalam penanganan kebocoran data registrasi SIM card prabayar itu sesuai aturan yang berlaku.
XL Axiata
Begitu juga dengan XL Axiata, sebagai perusahaan publik tentu senantiasa mematuhi terhadap aturan dan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, termasuk aturan mengenai keamanan dan kerahasiaan data. Itu adalah Peraturan Menkominfo Nomor 20 Tahun 2016 tentang Perlindungan Data Pribadi dalam Sistem Elektronik yang menjamin kerahasiaan data.
"XL Axiata telah menerapkan standar ISO 27001, yakni sebuah standar internasional tentang Sistem Manajemen Keamanan Informasi," kata Head of External Communication XL Axiata, Henry Wijayanto.
Lebih lanjut, untuk perlindungan terhadap potensi gangguan keamanan data, termasuk data pelanggan, XL Axiata sudah mengantisipasi melalui penerapan sistem IT yang solid.
"Dengan memanfaatkan dukungan perangkat hardware ataupun software yang sudah disesuaikan dengan perkembangan teknologi terbaru yang memungkinkan untuk meminimalisasi resiko keamanan yang muncul," pungkas Henry.
(agt/fay)