Melalui aplikasi agribisnis Agree, Telkom membidik digitalisasi petani di Indramayu dan membawanya ke tingkat selanjutnya.
Telkom bekerjasama dengan Gabungan Kelompok Tani (Gapokan) Tani Mulus Indrayamayu, Jawa Barat, berbagi pendapatan (revenue sharing) hasil panen sampai Rp 1 miliar. Kolaborasi ini untuk memberikan pendampingan pelaksanaan kepada petani yang rata-rata berusia 45 tahun ke atas dan belum tersentuh penggunaan teknologi.
Gapoktan Tani Mulus saat ini beranggotakan 2.700 petani yang seluruhnya menggarap komoditas padi. Dengan luas lahan garapan 10.000 hektar, kelompok tani tersebar di Kecamatan Cikedung, Kecamatan Lelea, dan Kecamatan Terisi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Muhaimin, Ketua Gapoktan Tani Mulus Desa Mundakjaya mengatakan kerja sama ini untuk memberikan edukasi kepada petani terkait manajemen pertanian lebih baik dengan cara digitalisasi. Hal ini akan membuat proses produksi dari awal hingga panen terkontrol setiap hari hanya dalam genggaman.
"Mulai dari berapa banyak beli benih, beli pupuk, pasokan produksi, kapan panen, berapa banyak yang dijual, dan untungnya berapa. Analisa usaha agar usaha jelas ini sebelumnya tidak ada sehingga hasil panen relatif stagnan," ujarnya.
Dengan mengandalkan fitur Agree, selain menjadi alat pemantau produksi, juga memungkinkan pula pedagang memasarkan secara daring pada menu loka pasar (market place) yang lebih luas dari pasar eksisting.
Muhaemin mengatakan, selama ini anggota Gapoktan menjual ke pembeli besar, seperti Food Station dan Nusindo. Pasar bisa lebih luas dengan penggunaan Agree yang berkonsep revenue sharing, itu pun dengan persentase kecil.
![]() |
"Setiap kali anggota kami berhasil transaksi kami berbagi pendapatan hanya 2%. Kami lihat ini sebanding karena selain memperluas pasar, juga kami ini memperoleh pendampingan yang sering dari Telkom," ungkapnya
Para pendamping selain dari tim Agree, juga berasal dari kelompok yang disebut Agree Hero, yaitu para penyuluh pertanian pemerintahan serta anggota petani Gapoktan yang sudah mahir gunakan Agree, memiliki kedekatan sosial dengan petani sekitarnya serta menjadi penyuluh petani lainnya.
Head of Digital Vertical Ecosystem Agriculture Telkom, Hikmatullah Insan Purnama mengatakan, pihaknya mentaksasi hasil panen tahunan dari Gapoktan tersebut mencapai Rp65 miliar per siklus panen.
"Dari angka tersebut, jika transaksi di aplikasi kami berjalan lancar, kami perkirakan bisa tercapai revenue sharing sampai Rp1 miliar. Kami akan berusaha merealisasikan targetan tersebut demi kebaikan bersama," katanya.
Hikmatullah menjelaskan selain menu yang dibutuhkan petani, pihaknya berencana mengembangkan fitur Agree Fishery guna memantau sektor perikanan dan ke depannya sektor peternakan.
Selain itu, ada fitur Agree Modal untuk mengajukan permodalan yang antara lain sudah bekerjasama dengan Alami Sharia yang sanggup menggelontorkan dana pinjaman hingga Rp50 miliar per bulan.
Aplikasi Agree sendiri saat ini sedikitnya ada di 30 sentra pertanian Indonesia, mulai dari Sumatera Utara, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Kemudian juga perluasan ke Garut, Jabar untuk komoditas cabai, Malang, Jatim (kopi), Tange, Aceh (kopi), Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Sumsel (ikan patin).
Agree juga sudah memiliki beberapa fitur kemitraan dengan perusahaan pertanian, permodalan, penjualan dan peningkatan wawasan yang ke depannya akan dilengkapi pendukung produktivitas dan kualitas guna menciptakan satu data pertanian.
(agt/agt)