Demi Transformasi Digital, Konsolidasi Operator Seluler Adalah Solusinya

Agus Tri Haryanto - detikInet
Minggu, 24 Okt 2021 12:50 WIB
Foto: Indosat Ooredoo
Jakarta -

Konsolidasi atau merger operator seluler merupakan salah satu bentuk konkret dukungan industri terhadap rencana pemerintah membangun transformasi digital, yang mana transformasi digital tersebut pintu harapan bangkitnya ekonomi Indonesia.

Ketua Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) Sarwoto Atmostarno mengatakan ada tiga pilar utama mendorong terciptanya transformasi digital.

Pertama infrastruktur digital hingga ke daerah 3T, membangun pusat data nasional, dan penataan frekuensi. Kedua, lewat pemanfaatan digital yang dilakukan pemerintah dan sektor-sektor. Ketiga, melalui penguatan pendukung, seperti keamanan siber, big data, fintech, sampai literasi digital.

Melihat pentingnya peran industri telco mendorong percepatan transformasi digital, maka industri tersebut harus dalam keadaan sehat guna menjamin keberlangsungan hidup industri di masa mendatang.

Kebutuhan bandwidth yang semakin tinggi, bisa menciptakan kondisi negatif pada industri. Sementara itu, keuangan operator seluler saat ini sedang berdarah-darah dan jumlahnya tidak ideal.

"Dapat dikatakan sekarang jumlah pelanggan telekomunikasi sudah di titik jenuh, tapi bertipe konsumen bandwidth hunger. Sedangkan, harga layanan data di Indonesia merupakan yang terendah setelah India," ungkap ujar Sarwoto.

"Harga layanan terus turun, otomatis berpengaruh pada pendapatan yang menurun. Sedangkan, biaya investasi tinggi dan teknologinya memiliki durasi tertentu dengan kebutuhan pergantian platform," sambungnya.

Saat ini pergerseran nilai telekomunikasi, di mana rantai nilai tidak lagi dikuasai oleh operator karena telah beralih ke device dan aplikasi. Menurut Sarwoto, era kejayaan operator sudah berakhir dan pertumbuhan perusahaan teknologi semakin pesat.

Mantan Dirut Telkomsel itu mengatakan, kondisi ini sudah diramalkan sejak 2013 lalu bahwa pendapatan konten akan lebih besar daripada infrastruktur. Padahal tanpa operator, industri teknologi tidak akan berdaya.

Untuk itu, kata Sarwoto, industri telco membutuhkan langkah inovasi, salah satunya dengan melakukan konsolidasi bisnis atau merger, seperti yang dilakukan Indosat Ooredoo dan Hutchison 3 Indonesia (Tri) menjadi Indosat Ooredoo Hutchison.

"Dengan merger terjadi sinergi sehingga bisa melakukan efisiensi dan menekan biaya. Sebab, operator yang tidak bisa mencapai target EBITDA 6-8% per tahun selama 4-6 tahun berturut-turut akan mati dengan sendirinya," ucap Sarwoto.



Simak Video "Video: Persiapan Nataru: Operator Tingkatkan Kapasitas-BTS Mobile di Area Wisata"

(agt/agt)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork