Telkom Sulap 5 Desa Ini Jadi Desa Pintar
Hide Ads

Telkom Sulap 5 Desa Ini Jadi Desa Pintar

Agus Tri Haryanto - detikInet
Minggu, 25 Jul 2021 18:53 WIB
Telkom mengimplementasikan lima desa di empat provinsi dengan Smart Village Nusantara (SVN), agar desa tersebut canggih.
Telkom Sulap 5 Desa Ini Jadi Desa Pintar. Foto: Telkom
Jakarta -

Pandemi virus Corona (COVID-19) jadi momentum Telkom melakukan implementasi transformasi digital di lima desa. Tujuan digitalisasi ini agar desa tersebut canggih menjadi smart village atau desa pintar.

Lima desa yang dimaksud yaitu, Desa Pangandaran (Kabupaten Pangandaran/Jawa Barat), Desa Palasari (Kabupaten Subang), Desa Sambirejo (Kabupaten Sleman), Desa Ranupani (Kabupaten Lumajang), dan Desa Kemuning (Karanganyar).

Kelima desa di empat provinsi itu diterapkan Smart Village Nusantara (SVN) yang dapat memudahkan dan memberi kepuasan bagi perangkat desa. Implementasi SVN dimulai di Desa Pangandaran dan Desa Kemuning per 1 Oktober 2020 sementara sisa desa lainnya sejak 1 Januari 2021.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Terdapat tiga program utama dalam SVN:
1. Smart Economy untuk meningkatkan ekonomi desa melalui model bisnis partisipasi warga dan penguatan BUMDes sebagai lokomotif pengembangan ekonomi di ekosistem desa.
2. Smart Society untuk meningkatkan kapasitas, kemampuan dan kualitas hidup masyarakat desa dengan semangat kolaborasi, dan
3. Smart Government untuk meningkatkan proses pelayanan publik dan administrasi.

Adapun, aplikasi yang tercakup dalam Smart Economy antara lain iKAS (untuk ePOS UMKM), eLok (eLektronik Loket untuk wisata desa), simpeldesa (untuk tata kelola layanan pemerintah desa, antar warga dan ke depannya ekonomi desa).

Kemudian, Smart Society (ePuskesmas, ePosyandu, CCTV, Panic Button, Bioskop Desa, dan e-Library), serta aplikasi lain pendukung Smart Government (Portal Desa, ewarga, monev desa, dan pusat manajemen user UCM).

Telkom mengimplementasikan lima desa di empat provinsi dengan Smart Village Nusantara (SVN), agar desa tersebut canggih.Penggunaan eLok di lokasi wisata Desa Sambirejo. Foto: Telkom

Sementara Smart Society yang berbentuk hotspot yang dipasang di titik strategis desa, rata-rata pengguna harian ada di kisaran 200-300 pengguna sementara pengguna bulanan ada di rentang 6851 hingga 11.160 user.

Telkom mengungkapkan rekapitulasi transaksi Smart Economy lima desa percontohan atau Gross Transaction Value (GTV) iKAS di bulan Oktober 2020 sudah mencapai Rp 197 juta, Januari 2021 (Rp 467 juta), April 2021 (Rp 1,3 miliar), dan terakhir Juni 2021 (Rp 2,2 miliar).

Di sisi lain, penerapan loket wisata (eLok) di Desa Sambirejo dan Desa Kemuning, tercatat total Rp 75 juta. Namun sejak Januari 2021, empat bulan setelah rilis, naik ke Rp 235 juta, April 2021 (Rp 455 juta), dan terakhir Juni 2021 (Rp 732 juta).

Halaman berikutnya terkait manfaat penerapan SVN di desa percontohan transformasi digital

"Kami punya 16 orang staff desa, namun setelah PPKM, hanya tiga orang yang bisa bertugas tiap hari sementara masyarakat butuh pelayanan. Nah, aplikasi SVN seperti simpeldesa membuat masyarakat tetap bisa mengurus surat dari smartphone di rumahnya sementara kantor desa berjalan aman tidak ada kerumunan antrian," ujar Sekretaris Desa (Sekdes) Desa Pangandaran Jaja Sudiana.

Jaja menambahkan, selain mengatasi antrian panjang masyarakat yang membahayakan saat pandemi, SVN juga memberikan kebanggaan tersendiri karena Desa Pangandaran satu tingkat lebih baik dari desa lainnya.

Sejumlah layanan SVN lain, yaitu e-Posyandu dan eMonev juga sudah coba digunakan di desanya. Akan tetapi, keterbatasan pandemi dan sumber daya manusia, membuat keduanya masih belum seoptimal layanan seperti simpeldesa.

Sedangkan, Kasi Pemerintahan Desa Palasari, Kab Subang, Jabar, Ian Sopian mengatakan pengguna aplikasi Smart Goverment SVN sudah mencapai 876 atau 20% dari total 3.614 penduduknya, maka digitalisasi membuat proses surat menyurat sudah mencapai 445 buah, 41 (informasi), 10 (laporan), dan 24 (berita).

"Ini jelas sangat membantu kami dalam pelayanan ke masyarakat, apalagi dalam pandemi sekarang, maka masyarakat tak perlu hilir mudik berkerumun ke kantor desa. Cukup online," sambungnya.

Sebagai program pengembangan desa, SVN mendorong desa untuk menjadi mandiri dan digital melalui berbagai program dan solusi yang implementasinya dapat dilakukan secara parsial dengan tahapan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik desa.

SVN saat ini sudah terimplementasi di lebih dari 150 desa melalui aplikasi simpeldesa dan ePuskesmas. Ke depannya juga akan dilakukan berbagai pengembangan, salah satunya adalah pengembangan Simpel Desa untuk pengembangan ekonomi melalui Pasar Desa dan penguatan BumDes sebagai Grosir Desa.