Pandemi virus Corona (COVID-19) jadi momentum Telkom melakukan implementasi transformasi digital di lima desa. Tujuan digitalisasi ini agar desa tersebut canggih menjadi smart village atau desa pintar.
Lima desa yang dimaksud yaitu, Desa Pangandaran (Kabupaten Pangandaran/Jawa Barat), Desa Palasari (Kabupaten Subang), Desa Sambirejo (Kabupaten Sleman), Desa Ranupani (Kabupaten Lumajang), dan Desa Kemuning (Karanganyar).
Kelima desa di empat provinsi itu diterapkan Smart Village Nusantara (SVN) yang dapat memudahkan dan memberi kepuasan bagi perangkat desa. Implementasi SVN dimulai di Desa Pangandaran dan Desa Kemuning per 1 Oktober 2020 sementara sisa desa lainnya sejak 1 Januari 2021.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terdapat tiga program utama dalam SVN:
1. Smart Economy untuk meningkatkan ekonomi desa melalui model bisnis partisipasi warga dan penguatan BUMDes sebagai lokomotif pengembangan ekonomi di ekosistem desa.
2. Smart Society untuk meningkatkan kapasitas, kemampuan dan kualitas hidup masyarakat desa dengan semangat kolaborasi, dan
3. Smart Government untuk meningkatkan proses pelayanan publik dan administrasi.
Adapun, aplikasi yang tercakup dalam Smart Economy antara lain iKAS (untuk ePOS UMKM), eLok (eLektronik Loket untuk wisata desa), simpeldesa (untuk tata kelola layanan pemerintah desa, antar warga dan ke depannya ekonomi desa).
Kemudian, Smart Society (ePuskesmas, ePosyandu, CCTV, Panic Button, Bioskop Desa, dan e-Library), serta aplikasi lain pendukung Smart Government (Portal Desa, ewarga, monev desa, dan pusat manajemen user UCM).
![]() |
Sementara Smart Society yang berbentuk hotspot yang dipasang di titik strategis desa, rata-rata pengguna harian ada di kisaran 200-300 pengguna sementara pengguna bulanan ada di rentang 6851 hingga 11.160 user.
Telkom mengungkapkan rekapitulasi transaksi Smart Economy lima desa percontohan atau Gross Transaction Value (GTV) iKAS di bulan Oktober 2020 sudah mencapai Rp 197 juta, Januari 2021 (Rp 467 juta), April 2021 (Rp 1,3 miliar), dan terakhir Juni 2021 (Rp 2,2 miliar).
Di sisi lain, penerapan loket wisata (eLok) di Desa Sambirejo dan Desa Kemuning, tercatat total Rp 75 juta. Namun sejak Januari 2021, empat bulan setelah rilis, naik ke Rp 235 juta, April 2021 (Rp 455 juta), dan terakhir Juni 2021 (Rp 732 juta).
Halaman berikutnya terkait manfaat penerapan SVN di desa percontohan transformasi digital