"Masa Depan Internet 5G Ada di Spektrum 6 GHz"
Hide Ads

"Masa Depan Internet 5G Ada di Spektrum 6 GHz"

Agus Tri Haryanto - detikInet
Senin, 07 Jun 2021 10:15 WIB
Telkomsel menjadi provider pertama yang menerapkan 5G di Indonesia dengan mengusung tema 5G Unlock The Future yang resmi diluncurkan hari ini, Kamis (27/5/2021).
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Meskipun 5G telah datang di berbagai negara, termasuk Indonesia, tak banyak yang menggunakan spektrum 6 GHz. Padahal, bila memakai 6 GHz layanan 5G akan lebih optimal.

Menurut asosiasi operator telekomunikasi seluruh dunia, Global System for Mobile Communications Assosiation (GSMA) bahwa masa depan 5G ada di spektrum 6 GHz.

GSMA pun menyerukan kepada pemerintah berbagai negara untuk melisensikan 6 GHz untuk memastikan keberhasilan layanan 5G.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dijelaskan bahwa kemampuan dan kecepatan penuh 5G tergantung pada spektrum mid-band 6 GHz. Akan tetapi, pemerintah di berbagai negara telah memilih keputusan lain.

Untuk 5G, Tiongkok akan menggunakan 1200 MHz secara keseluruhan pada pita 6 GHz. Eropa telah membagi pita bagian atas yang dipertimbangkan untuk 5G, sedangkan tranche 500 MHz terbaru disediakan untuk Wi-Fi. Afrika dan beberapa negara di Timur Tengah mengambil pendekatan yang sama.

AS dan sebagian besar negara-negara di Amerika Latin bahkan telah menyatakan bahwa sumber daya berharga tersebut tidak akan disediakan untuk 5G, melainkan untuk Wi-Fi dan teknologi-teknologi belum berlisensi lainnya.

ADVERTISEMENT

"5G berpotensi untuk meningkatkan PDB dunia sebesar USD 2,2 triliun. Tetapi, ada ancaman nyata terhadap pertumbuhan ini jika spektrum 6 GHz yang mencukupi tidak tersedia untuk 5G," ujar Chief Regulatory Officer GSMA dalam siaran persnya.

"Kejelasan dan kepastian menjadi sangat penting untuk menumbuhkan investasi besar-besaran jangka panjang di dalam infrastruktur kritikal ini," sambungnya.

GSMA menyebutkan spektrum 6 GHz dinilai sangat penting tidak hanya bagi operator seluler dalam menyediakan konektivitas berkualitas, melainkan pula untuk memberikan kecepatan dan kapasitas data yang menjadi kebutuhan kota pintar, transportasi, dan pabrik.

Lebih lanjut, GSMA memperkirakan, jaringan 5G membutuhkan spektrum mi-band 2 GHz hingga dekade mendatang guna menghadirkan seluruh potensi pada jaringan seluler generasi kelima ini.

Untuk itu, GSMA menyerukan ke pemerintah berbagai negara untuk:

  • Paling tidak menyediakan 6425-7125 MHz untuk teknologi berlisensi 5G
  • Memastikan layanan backhaul terproteksi
  • Tergantung pada kebutuhan masing-masing negara, penggunaan saat ini dan fibre footprint, separuh bawah 6 GHz pada rentang 5925-6425 MHz dapat dibuka pada lisensi khusus dengan aturan teknologi yang netral.



(agt/afr)